Tasyakuran Gelar Pahlawan Nasional, Shinta Nuriyah: Warisan Gus Dur Mencintai Perdamaian dan Persaudaraan

12 November 2025 14:25 12 Nov 2025 14:25

Thumbnail Tasyakuran Gelar Pahlawan Nasional, Shinta Nuriyah: Warisan Gus Dur Mencintai Perdamaian dan Persaudaraan
Shinta Nuriyah ditemani Gubernur Khofifah dan Wagub Jatim Emil di acara Tasyakuran Gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden KH Abdurrahman Wahid di Gedung Negara Grahadi di Surabaya (Foto: Martudji/Ketik.com)

KETIK, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menggelar Tasyakuran Atas Gelar Pahlawan Nasional yang Dianugerahkan Presiden RI kepada KH Abdurrahman Wahid

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak secara khusus mendampingi Ibu Negara Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid, yakni Shinta Nuriyah di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa 11 Nopember 2025, malam.

Gelaran sederhana di ruangan barat itu berlangsung khidmat, tatanan meja bundar berisi metu hidangan dan kursi melingkar terisi undangan yang hadir, baik internal OPD Pemprov Jatim, Forkopimda Jatim, dan sejumlah elemen lainnya.

Sementara itu, di meja bundar paling depan Gubernur Khofifah, sejumlah tokoh dan undangan VIP duduk menemani Shinta Nuriyah istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid.

Shinta Nuriyah pun tiba, dengan mengawalan VIP Petugas Khusus Kepresidenan memecah udara dingin dan hujan jadi menyemangat seisi ruangan.

Tak banyak seremonial, usai pemberian hormat dan selamat datang ibu negara Shinta Nuriyah kemudian diantar ke atas panggung dengan kursi roda yang dikenakan. 

Shinta Nuriyah menyampaikan, selain ucapan terima kasih kepada Pemerintah RI dan Presiden Prabowo Subianto, ia menyebut Gus Dur tidak pernah berpikir dan mengharapkan mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.

"Karena pahlawan nasional belum tentu bisa menjadi pahlawan untuk masyarakat. Apa yang telah diperjuangkan oleh Gus Dur, apa yang telah diperjuangkan oleh seorang pahlawan itu akan selalu dingat, akan selalu dijaga dan akan selalu dilakukan. Karena semua itu, warisan buat rakyat yang bisa mensejahterakan rakyat," ucap Shinta Nuriyah.

Ia melanjutkan, apa yang dilakukan pahlawan nasional belum tentu bisa mensejahterakan rakyat.

"Sebagai contoh Gus Dur memperjuangkan kemanusiaan, Gus Dur memperjuangkan demokrasi, belum tentu semuanya juga memperjuangkan demokrasi, Gus Dur memperjuangkan keadilan, memperjuangkan toleransi, kesetaraan dan masih banyak lagi yang lain," jelasnya.

"Tapi para pahlawan nasional belum tentu memperjuangkan semuanya itu. Bagi saya, pahlawan rakyat belum tentu menjadi pahlawan nasional, dan pahlawan nasional belum tentu menjadi pahlawan rakyat. Karena pahlawan rakyat selalu ada di hati rakyat,” urainya.

Ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta masyarakat yang telah menggelar acara penuh makna.

“Atas nama keluarga KH Abdurrahman Wahid mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Gubernur Jawa Timur dan seluruh rakyat Jawa Timur yang telah menyelenggarakan acara syukuran ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur,” ujar Shinta Nuriyah.

Ia menegaskan, dalam hidupnya Gus Dur tidak pernah terlintas mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. "Yang penting, bagi beliau adalah tetap menjadi pahlawan rakyat," tegasnya.

Perjuangan Gus Dur berlandaskan kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan adalah warisan yang terus dijaga oleh rakyat. Menurutnya, pengakuan rakyat terhadap perjuangan Gus Dur jauh lebih bermakna dibanding penghargaan formal apa pun. 

“Bukti nyata bisa dilihat di makam Gus Dur di Tebuireng. Siapa yang lebih banyak dikunjungi rakyat? Pahlawan rakyat selalu didatangi, didoakan, dan diteladani,” katanya.

Kemudian, Shinta menutup dengan pesan agar masyarakat terus menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang telah diperjuangkan Gus Dur. 

"Warisan Gus Dur bukan hanya bagi keluarga, tapi bagi seluruh rakyat Indonesia yang mencintai perdamaian dan persaudaraan,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Tasyakuran Gelar Pahlawan Nasional Shinta Nuriyah KH Abdurrahman Wahid Warisan Gus Dur Mencintai Perdamaian dan Persaudaraan