KETIK, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta membuktikan bahwa membangun kesejahteraan warga tidak selalu harus bergantung pada anggaran daerah. Melalui sebuah skema gotong royong luar biasa yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, dua unit rumah tidak layak huni (RTLH) di Kemantren Jetis dan Tegalrejo resmi direnovasi total.
Menariknya, seluruh biaya renovasi rumah milik Ari Prianto (Jetisharjo, Jetis) dan Slamet Priyo Utomo (Tegalrejo) ini sama sekali tidak menggunakan dana APBD, melainkan sepenuhnya didanai oleh kedermawanan pihak swasta, organisasi, dan iuran kolektif pegawai Pemkot.
Wali Kota Hasto Wardoyo, saat meninjau lokasi, menyampaikan apresiasi mendalam atas kolaborasi unik ini.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu. Program ini bisa berjalan bukan karena APBD, tetapi atas kebaikan hati para donatur, pegawai pemkot, dan warga sekitar,” ujar Hasto, Minggu 19 Oktober 2025.
Wali Kota Hasto Wardoyo memberi sentuhan pertama di dinding rumah penerima sasaran. Bukti kepedulian dan kerja sama dalam mewujudkan rumah layak huni. (Foto: Diskominfosan Yogyakarta for Ketik.com)
Kekuatan Solidaritas dan Kedermawanan
Dukungan finansial dan material yang mengalir deras menjadi kunci sukses program ini. Bank BPD DIY menyalurkan bantuan signifikan sebesar Rp 20 juta untuk perbaikan rumah Ari Prianto. Tidak ketinggalan, Anisku Grup turut memberikan puluhan sak semen, sementara Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kemantren Tegalrejo berpartisipasi dengan menyalurkan Rp20 juta untuk bedah rumah Slamet Priyo Utomo.
Wali Kota Hasto menegaskan bahwa model pembangunan berbasis donasi ini adalah wujud nyata kolaborasi dalam membangun kesejahteraan, sekaligus menjadi bukti bahwa semangat kearifan lokal di Kota Pelajar masih sangat kuat.
“Semangat gotong royong di Kota Yogyakarta masih sangat kuat. Ini bukan hanya soal membangun rumah, tetapi membangun kepedulian dan solidaritas sesama,” tegasnya.
Momen penyerahan bantuan sebesar Rp20 juta dari Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kemantren Tegalrejo untuk bedah rumah Slamet Priyo Utomo, warga RT 14 RW 04 Tegalrejo. (Foto: Diskominfosan Yogyakarta for Ketik.com)
Dari Rumah Rusak Menuju Harapan Baru
Program bedah rumah ini juga ditekankan oleh Wali Kota Hasto memiliki dampak ganda, yakni tidak hanya perbaikan fisik, tetapi juga peningkatan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
“Rumah yang bersih itu sehat, dan rumah sehat akan menciptakan keluarga yang sejahtera,” tambahnya.
Bagi para penerima manfaat, bantuan ini adalah jawaban atas doa yang telah lama dipanjatkan. Ari Prianto mengaku terharu tak menyangka rumahnya akan diperhatikan.
“Saya sangat bersyukur. Rumah kami sudah lama butuh perbaikan, tapi kami tidak punya biaya. Alhamdulillah sekarang dibantu pemerintah dan para donatur. Terima kasih atas kepedulian semua pihak,” ujar Ari dengan wajah bahagia.
Rasa syukur yang sama dirasakan oleh Slamet Priyo Utomo. “Saya tidak pernah membayangkan rumah kami akan diperhatikan. Bantuan ini luar biasa membantu. Semoga kebaikan para donatur dibalas oleh Allah,” ungkap Slamet, yang kini bisa menempati hunian yang lebih aman dan nyaman bersama keluarganya.
Model bedah rumah non-APBD ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain, menunjukkan bahwa sinergi dan uluran tangan dari berbagai elemen masyarakat adalah cara tercepat dan paling efektif untuk menanggulangi masalah hunian tidak layak. (*)