Sosok Hafidhun Annas, Dulu Pekerja Serabutan, Kini Dosen Favorit Sastra Inggris UIN Malang

13 Desember 2025 17:46 13 Des 2025 17:46

Thumbnail Sosok Hafidhun Annas, Dulu Pekerja Serabutan, Kini Dosen Favorit Sastra Inggris UIN Malang
Hafidhun Annas berpose bersama mahasiswa Sastra Inggris UIN Malang. (Foto: Dok. Ketik.com)

KETIK, MALANG – Di tengah kecemasan mahasiswa mengenai masa depan pekerjaan, terutama mereka yang mengambil jurusan humaniora, muncul satu pertanyaan besar yang sering menghantui mahasiswa: apakah ijazah bakal benar-benar berguna di dunia kerja nanti?

Tidak banyak dari mereka juga yang merasa takut bahwa jurusan seperti Sastra Inggris atau jebolan humaniora lainnya tidak menawarkan “jalan yang pasti”.

Namun, bagi Hafidhun Annas, seorang dosen Sastra Inggris UIN Malang, meyakini bahwa kegelisahan itu justru menunjukan bahwa masa depan tidak ditentukan oleh gelar, melainkan oleh keterampilan (skill) yang terus diasah dan keberanian dalam berproses.

Kelahiran 1988, Hafidhun Annas menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Semarang dan melanjutkan S2 di Universitas Diponegoro.

Kini, ia menjadi seorang dosen Sastra Inggris UIN Malang. Awalnya, ia tak pernah membayangkan perjalanan kariernya hingga di titik ini.

“Awalnya saya enggak punya cita-cita jadi dosen,” ujar pria asal Blora tersebut, Kamis, 4 Desember 2025.

Ia hanya ingin kemampuan bahasa inggrisnya terpakai dan bermanfaat. Sebelum menjadi dosen, Hafid mengawali karier menjadi freelancer content creator.

Tugasnya menulis artikel mengajar di content writer Jawa Tengah, bahkan juga membantu sekretaris desa, hingga menjadi tentor bahasa inggris di Bimbel Science Society.

Pekerjaannya mungkin terdengar acak, tetapi sebenarnya semua itu membentuk keahliannya hingga saat ini.

Menanggapi kehawatiran mahasiswa humaniora, ia mengungkapkan jika tidak semua pekerjaan menuntut jurusan tertentu. Justru lulusan humaniora memiliki jalur karier yang sangat luas walau tidak selalu linier.

“Kalau kamu takut ijazahmu tidak kepakai, gunakan skill yang paling dekat dengan dirimu yang bisa berfungsi di dunia kerja,” katanya.

Dari perjalanan kariernya, ia menunjukan bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus. Ia membuktikan bahwa dari bekerja serabutan pun bisa menjadi seorang dosen. Bukti bahwa skill sering menjadi jembatan dari satu kesempatan ke kesempatan berikutnya.

Ia juga meyakini bahwa di dunia kerja, skill sering jauh lebih menentukan dari pada jurusan yang terletak di ijazah. Pada akhirnya, bukan jurusan atau gelar yang menuntun kita pada karier yang tepat.

“Jurusan apa pun akan terpakai jika dibarengi dengan skill yang relevan dan diasah terus menerus. Pengalaman yang kita kumpulkan, serta keberanian dalam memanfaatkan peluang kecil di depan mata akan menjadi penentu karier kita ke depannya,” pungkas Hafidhun Annas. (*)

Tombol Google News

Tags:

Hafidhun Annas UIN Malang UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Dosen Sastra Inggris UIN Malang