KETIK, SURABAYA – Serapan gula di Jawa Timur belum maksimal. Sekjen DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sunardi Edi Sukamto mengungkapkan, jika kinerja ID Food masih belum terlihat.
"Alokasi serapan ID Food 62.142 ton. Baru menyerap 21.500 ton. Sisa serapan 40.642 ton, dalam proses pembayaran tahap II, 10.000 ton dalam pengajuan tahap III 21.398 ton," katanya kepada Ketik, Selasa, 16 September 2025.
Padahal, menurutnya saat ini di Jawa Timur sendiri stok gula sedang berlimpah dari para petani. Hal ini merupakan dampak simultan dari gula rafinasi di pasar yang sedang surplus. "Saat ini belum maksimal, ID Food masih lelet," tegasnya.
Kondisi ini juga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Wakil Gubernur, Emil Elestianto Dardak memastikan proses penyerapan gula sebesar 62 ribu ton oleh ID Food melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sedang berjalan.
"Terakhir angkanya sisa 21 ribu ton (dari total 74 ribu ton gula yang belum terserap di Jatim). Tapi Insya Allah berkurang lagi sisanya," katanya.
Ia menegaskan, Pemprov Jatim terus berkoordinasi dengan RNI dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jatim. Tujuannya memastikan 62 ribu ton gula petani terserap sebelum musim giling berikutnya masuk gudang.
"Targetnya yang terserap itu 62 ribu ton dari sisa kemarin (72 ribu ton). Jadi target awal, stok yang numpuk masih akan ada tambahan dari panen yang akan berdatangan juga," lanjutnya.
Emil juga menegaskan, Pemprov Jatim berkomitmen melindungi petani dengan memberantas peredaran gula rafinasi ilegal yang kerap menganggu pasar gula konsumsi.
"Kami berkoordinasi dengan satgas pangan tidak ditemukan gula rafinasi di Jawa Timur. Tapi Jawa Timur menyuplai lebih gula di Indonesia. Kami ingin pastikan petani tebu terlindungi," terangnya. (*)