Sedekah Bumi Watulawang, Yona Bagus: Perekat Warga Penguat Kampung Pancasila

7 September 2025 18:37 7 Sep 2025 18:37

Thumbnail Sedekah Bumi Watulawang, Yona Bagus: Perekat Warga Penguat Kampung Pancasila
Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko saat di Tradisi Sedekah Bumi Dukuh Watulawang Surabaya. (Foto: Dok. Tim Cak Yebe)

KETIK, SURABAYA – Suasana Dukuh Watulawang, RT 01 RW 06, Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep terasa istimewa pada Minggu 7 September 2025.

Warga dari berbagai usia berkumpul di balai dukuh, mengenakan pakaian rapi dan membawa aneka hidangan untuk tradisi tahunan Sedekah Bumi.

Doa bersama, kesenian tradisional, hingga pembagian tumpeng menjadi rangkaian yang mengikat persaudaraan warga.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko atau yang akrab disapa Cak Yebe, bersama Camat Sambikerep Iin Trisnoningsih, Lurah Made Widodo Hadi Santoso, serta para ketua RW.

Yona mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga harmoni sosial dengan menguatkan semangat Kampung Pancasila.

“Saya mengajak seluruh warga Dukuh Watulawang untuk bersama-sama menjaga Kota Surabaya dengan memperkuat semangat Kampung Pancasila. Gotong royong, tenggang rasa, dan tepo sliro harus terus kita rawat,” ujar politisi Gerindra ini.

Menurutnya, di tengah keberagaman masyarakat Surabaya, kebersamaan adalah kunci agar lingkungan tetap kondusif. Stabilitas sosial, kata Cak Yebe, akan membuat masyarakat tenang dalam mencari nafkah dan roda perekonomian tetap berputar.

“Kalau situasi kurang kondusif, perekonomian kita justru semakin memburuk, cari makan pun jadi susah,” tegasnya.

Selain mengingatkan pentingnya menjaga harmoni, Cak Yebe juga menampung aspirasi warga terkait sulitnya mengakses dukungan anggaran dari Pemkot Surabaya untuk kegiatan tradisi Sedekah Bumi.

Banyak panitia RW, katanya, mengeluhkan prosedur administrasi yang berbelit.

“Fakta di lapangan, banyak RW mengaku kesulitan mendapat suport anggaran. Padahal kegiatan ini punya nilai penting dalam menjaga kebersamaan,” ungkap Wakil Ketua DPC Gerindra Surabaya tersebut.

Ia menjelaskan, meski alokasi anggaran di Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) tersedia, prosesnya memerlukan rekomendasi resmi yang seringkali sulit dipenuhi panitia lokal.

“Aksesnya tidak mudah karena harus melalui rekomendasi Disbudporapar. Banyak panitia lokal akhirnya mengandalkan swadaya masyarakat,” jelasnya.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Cak Yebe membantu pelaksanaan Sedekah Bumi di 12 titik wilayah Sambikerep sepanjang September 2025. Menurutnya, tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi warisan budaya yang memperkuat persaudaraan antarwarga.

“Sedekah bumi adalah simbol rasa syukur dan perekat persaudaraan. Pemerintah dan masyarakat seharusnya berjalan bersama untuk menjaganya,” tambahnya.

Acara di Dukuh Watulawang berlangsung hangat. Anak-anak, remaja, hingga lansia larut dalam suasana kebersamaan. Musik gamelan mengiringi pertunjukan kesenian, sementara aroma tumpeng yang dibagikan membuat suasana semakin meriah.

Tradisi ini menjadi pengingat bahwa di tengah modernisasi kota, nilai gotong royong dan rasa syukur tetap harus dilestarikan.

“Tradisi turun-temurun ini menjadi simbol rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen dan kesejahteraan warga. Mari kita rawat bersama agar Surabaya tidak kehilangan identitasnya,” pungkas Cak Yebe.

Yona menegaskan dengan semangat Kampung Pancasila dan dukungan terhadap tradisi lokal, Dukuh Watulawang memberi contoh bagaimana sebuah kampung bisa menjadi pusat harmoni sosial sekaligus benteng budaya di tengah perkembangan kota. (*)

Tombol Google News

Tags:

Sedekah Bumi Kampung Pancasila DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko Tradisi Dukuh Watulawang Surabaya Ketua Komisi A DPRD Surabaya