KETIK, SURABAYA – Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-80 Republik Indonesia berlangsung meriah dengan penampilan paduan suara yang melibatkan 200 peserta dari berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Peserta berasal dari sejumlah institusi seperti SD SMP SMA Santa Maria, SMA Ta’miriyah Surabaya, SMAN 4 Sidoarjo, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) hingga Universitas Katolik Darma Cendekia Surabaya.
Mereka membawakan enam lagu saat upacara pengibaran bendera, yakni "Hari Merdeka", "Api Kemerdekaan", "Dwi Warna", "Bagimu Negeri" dan "Nyanyian Negeriku", serta medley lagu daerah dari berbagai wilayah Nusantara.
Salah seorang sosok penting di balik penampilan kolosal ini adalah Muhammad Syahrul Rizki Okina (22), mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri Surabaya sekaligus anggota aktif UKM Paduan Suara Gita Pramawisesa.
Ia mendapat kepercayaan untuk menjadi pelatih dan konduktor pada lagu “Nyanyian Negeriku” yang menjadi bagian dari rangkaian upacara.
“Kesannya luar biasa, kalau deg deg an itu pasti, ga ekspek bakal diamanahi di acara sepenting ini, ga nyangka” Ujar Syahrul usai memimpin penampilan kolosal.
Muhammad Syahrul Rizki Okina, pelatih sekaligus konduktor paduan suara Upacara HUT ke-80 RI di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Minggu, 17 Agustus 2025. (Foto: Adiybah Fawziyyah / Ketik)
Meski ini kali pertama Syahrul memimpin lagu sebagai konduktor dalam upacara kenegaraan, ia bukan orang baru di dunia paduan suara. Selama empat tahun terakhir, ia telah aktif menjadi pelatih di berbagai acara tingkat provinsi.
Tahun lalu, ia tergabung sebagai penyanyi dalam tim Gita Bahana Nusantara, hasil audisi resmi yang digelar setiap tahun. Menurut Syahrul, tantangan terberat bukan hanya pada aspek teknis vokal, tapi juga dalam mengelola emosi tim.
“Untuk jadi pelatih itu tantangannya banyak, karena kita menggabungkan banyak kepala, tanggung jawab tim. Sebagai pelatih gaboleh nunjukin kalo kita capek juga ya. Itu effortnya lebih banyak lagi” Ungkap pria asal Pasuruan itu.
Paduan suara kolosal ini dibentuk oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, yang bekerja sama dengan beberapa instansi pendidikan. Setiap sekolah mengirimkan 40 peserta, sebagian berasal dari ekstrakurikuler, sebagian lagi dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Proses latihan berlangsung selama tiga minggu. Dua minggu pertama dilakukan secara mandiri di sekolah masing masing, kemudian dilanjutkan dengan latihan bersama selama satu minggu.
Ia mengaku puas dan bangga melihat seluruh peserta tampil dengan baik. “Anak-anak itu hebat, dalam 3 minggu bisa menghafal 10 lagu lebih, luar biasa dan lega rasanya” tuturnya. (*)