KETIK, MALANG – Rencana pembangunan jalan tembus yang digadang-gadang Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang sebagai solusi vital untuk mengurai kemacetan parah di Jalan Candi Panggung, masih menuai penolakan keras dari sebagian warga RW XII Kelurahan Mojolangu, Kota Malang.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menyebut kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut diakibatkan oleh dua hal, yakni kondisi Jalan Candi Panggung yang lebarnya hanya sekitar 6 meter dan tingginya volume kendaraan yang menjadikan jalan tersebut jalur alternatif menuju Jalan Soehat dari Dinoyo.
"Idealnya derajat kejenuhan berkisar 0,5 sampai maksimal 0,7. Itu untuk aktivitas lalu lintas yang lancar. Kalau 0,2 terlalu lenggang jadi idealnya itu," ujar Widjaja, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Berdasarkan kondisi tersebut, Dishub menilai alternatif baru sangat dibutuhkan untuk mengurai kepadatan arus. Apalagi, rencana pembangunan jalan tembus itu sudah menjadi pembahasan sejak jauh hari.
Widjaja menjelaskan, skema jalan tembus tersebut adalah dengan membangun ruas jalan baru yang menghubungkan Jalan Simpang Candi Panggung dan Perumahan Griya Shanta. Namun, rencana ini mendapat penolakan dari warga.
"Iya benar (ada lahan) lebarnya sekitar 10 meter. Makanya itu sangat potensial jadi jalur alternatif, terutama bagi kendaraan dari arah Candi Panggung. Jalan itu bisa mengurangi volume kendaraan di sekitar situ," katanya.
Kepadatan di Jalan Soekarno-Hatta (Soehat) juga menjadi alasan lain. Kondisi ini menuntut adanya jalur alternatif untuk mengurai volume kendaraan.
"Jadi, di daerah sana memang sangat dibutuhkan jalan-jalan alternatif lainnya untuk mengurangi beban lalu lintas," tutupnya. (*)
