KETIK, SURABAYA – Marsha Alycia Rahmadia berhasil menyabet medali emas dalam ajang Jakarta Kickboxing Tatami yang diselenggarakan di Ibu Kota Indonesia beberapa waktu lalu.
Tak hanya menyabet medali emas, Mahasisiwi Fakultas Hukum Universitas Airlangga ini juga menjadi atlet terbaik kategori point fighting senior U-52 kg putri.
Marsha menyebut kemenangan ini tidak hanya berkat kekuatan fisik, namun menggunakan strategi bertanding dengan cermat. Marsha menjelaskan bahwa salah satu kunci keberhasilannya, terletak pada kemampuan menganalisis gaya bertarung lawan sejak awal pertandingan.
“Strategi utama saya adalah menganalisis gaya bertarung lawan sejak detik pertama, lalu menyesuaikan tempo permainan. Saya tidak langsung menyerang secara agresif, melainkan lebih fokus pada kecepatan, akurasi serangan, dan menjaga jarak aman,” jelas Marsha melalui keterangan tertulis.
Marsha menjelaskan bahwa pada setiap ronde, ia berupaya untuk mempertahankan kontrol dan memancing lawan untuk membuka celah.
Ketika kesempatan datang, Marsha manfaatkan dengan menggunakan kombinasi serangan yang sudah dilatih berulang kali. Selain itu, Marsha memanfaatkan visualisasi pertandingan sebelum bertanding untuk mempersiapkan diri menghadapi tekanan mental.
Pengendalian diri Marsha diuji pada ronde kedua saat lawan hampir menyusul perolehan poin.
Marsha mengaku sempat kehilangan fokus, namun segera menarik napas, mengingat latihan berat yang telah dijalani, dan menenangkan diri. Alih-alih panik, Marsha fokus pada teknik bertahan sambil mencari celah untuk menyerang balik.
Persiapan Matang Sebagai Fondasi Keterampilan
Marsha juga menyiapkan diri dengan latihan fisik secara rutin. Marsha menjalani latihan rutin dua kali sehari yang mencakup teknik bertarung, penguatan otot inti, serta sesi sparring intensif. Selain itu, pola makan dijaga ketat untuk memastikan berat badan tetap stabil dan stamina dalam kondisi prima menjelang pertandingan. Marsha juga mempersiapkan diri secara mental untuk mencegah banyak hal buruk.
“Secara mental, saya membangun kepercayaan diri lewat afirmasi positif, konsultasi rutin dengan pelatih, dan membatasi aktivitas sosial supaya tetap fokus. Saya bersyukur tidak pernah mengalami cedera maupun mental block,” ujar Marsha.
Motivasi Utama untuk Terus Berprestasi
Marsha menjelaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya hasil dari kerja keras, tetapi juga dukungan banyak pihak. Sosok paling berpengaruh dalam perjalanannya adalah sang ibu, yang terus memberi semangat dan afirmasi positif untuk membangun kepercayaan diri.
“Saya merasa sangat bersyukur dan terharu. Semua kerja keras, keringat, dan doa akhirnya terbayar. Ini bukan hanya kemenangan saya, tapi juga kemenangan tim dan orang-orang yang selalu mendukung saya,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Marsha menyampaikan harapan untuk terus melangkah lebih jauh di dunia olahraga. Marsha ingin menjadi atlet nasional yang dapat berlaga di ajang-ajang bergengsi seperti PON, SEA Games, dan kejuaraan internasional lainnya. (*)
