Perantau Bondowoso di Malang Diharapkan Jadi Motor Penggerak Kemajuan Daerah

9 September 2025 22:05 9 Sep 2025 22:05

Thumbnail Perantau Bondowoso di Malang Diharapkan Jadi Motor Penggerak Kemajuan Daerah
Bupati Bondowoso, KH Abdul Hamid Wahid saat foto bersama sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang hadir, mulai dari Mas H. Rhendra (Anggota DPRD Malang), KH Sudirman ahrowi (Ketua Kobessah Malang), hingga akademisi, mahasiswa, aktivis, serta pejabat daerah, termasuk dr. Husnul (Kadinkes Kota Malang) yang ada di Malang. (Foto: Haryono/Ketik.com)

KETIK, MALANG – Silaturahmi masyarakat Bondowoso di perantauan, yang digelar di Kota Malang, berlangsung penuh kehangatan. Sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang hadir, mulai dari Mas H. Rhendra (Anggota DPRD Malang), KH. Sudirman Nahrowi (Ketua Kobessah Malang), hingga akademisi, mahasiswa, aktivis, serta pejabat daerah, termasuk dr. Husnul (Kadinkes Kota Malang).

Bupati Bondowoso, KH Abdul Hamid Wahid dalam kesempatan itu memberikan apresiasi khusus kepada para perantau yang dinilainya telah berkontribusi nyata di bidang masing-masing. Ia menegaskan, meskipun mereka berada jauh dari kampung halaman, peran yang diberikan tetap sangat berarti.

“Jarak bukan halangan untuk berkontribusi. Pemikiran, ide, maupun gagasan yang datang dari perantau Bondowoso tetap kami hargai sebagai bagian penting dalam pembangunan daerah,” ujar Bupati Hamid pada Selasa, 9 September 2025 di Aula Wangsakarta Resort dan Living Space. 

Lebih lanjut, ia menyinggung kondisi fiskal Bondowoso yang saat ini tengah menghadapi tantangan akibat kebijakan anggaran yang lebih terpusat di pemerintah pusat. Namun, KH Hamid tetap optimistis daerahnya bisa terus bergerak maju dengan memanfaatkan ruang komunikasi dan kerja sama lintas wilayah.

Salah satu peluang besar, kata dia, hadir melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 1.010 MW yang menjadi salah satu terbesar di Indonesia.

“Ini potensi yang harus benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.

Selain itu, letak Bondowoso yang berada di jantung kawasan tapal kuda Jawa Timur juga menjadi modal strategis. Hamid menilai, posisi ini memungkinkan Bondowoso menjadi simpul penghubung antarwilayah.

Karena itu, ia menekankan pentingnya kerja sama dengan daerah sekitar, seperti Jember, Situbondo, dan Banyuwangi.

“Kita akan berusaha mengembangkan pola pembangunan yang saling menguatkan, bukan hanya di sektor pariwisata, tetapi juga pertanian, pangan, hingga infrastruktur,” jelasnya.

KH Hamid Wahid juga menyebut pengembangan agrowisata selingkar Ijen sebagai salah satu fokus. Program ini, menurutnya, bukan sekadar destinasi wisata, tetapi bagian dari konsep pembangunan tematik yang mengintegrasikan berbagai sektor.

“Dengan pendekatan terintegrasi, kita ingin menghadirkan kemudahan, kenyamanan, dan daya tarik wisata, sekaligus menggerakkan sektor lain,” pungkasnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Kobessah Kumpulan Orang Bondowoso Malang Berkah Bondowoso Berkah Bupati Bondowoso KH Abdul Hamid Wahid