KETIK, SURABAYA – Universitas Surabaya (Ubaya) melalui Fakultas Teknik resmi membuka program studi baru bidang renewable energy atau Energi Terbarukan yang akan mulai berjalan pada tahun akademik 2026.
Kehadiran program ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan tenaga terampil di sektor energi bersih yang terus berkembang pesat di Indonesia.
Rektor Ubaya, Dr. Benny Lianto, mengatakan pendirian program baru ini merupakan pengembangan dari pusat studi energi baru terbarukan dan lingkungan yang sudah dimiliki kampus tersebut sejak beberapa tahun terakhir. Selain itu, Ubaya juga telah lama menjalin kerja sama dengan berbagai industri terkait.
“Kalau kita sebut ini masih peminatan ya, tapi sudah lama kita rancang. Sebelumnya sudah ada pusat studi energi baru terbarukan dan lingkungan, serta kerja sama dengan industri. Kami melihat saat ini saat yang tepat untuk melangkah lebih jauh dengan membuka peminatan Renewable Energy,” kata Benny di Surabaya, Selasa, 23 September 2025.
Ia menambahkan, sejak awal mahasiswa yang masuk ke Teknik Elektro bisa langsung memilih peminatan energi terbarukan. Program ini akan memberikan pembekalan komprehensif mengenai berbagai jenis sumber energi terbarukan, dengan fokus pada bidang kelistrikan.
“Renewable Energy ada banyak, lebih dari delapan jenis yang dimiliki Indonesia. Dalam kurikulum, kami berikan semua secara umum, tetapi yang paling terkait dengan elektro, misalnya solar energy dan energy management. Karena transisi energi tidak bisa cepat menggantikan fosil, maka konservasi dan manajemen energi juga kami jadikan core,” ujarnya.
Benny menegaskan, lulusan program ini tidak hanya dipersiapkan secara teknis, tetapi juga dibekali kemampuan kewirausahaan. “Sehingga, apakah mereka nanti bekerja di industri atau terjun sebagai entrepreneur, dasar kompetensinya sudah kami berikan,” katanya.
Ubaya menargetkan pada 2026 setidaknya akan ada satu kelas dengan jumlah minimal 25 mahasiswa yang mengikuti peminatan baru ini.
Sementara itu, Managing Director Utomo Group, Anthony Utomo, menilai peluang industri energi terbarukan di Indonesia sangat menjanjikan.
Mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang diterbitkan pemerintah bersama PLN, proyeksi kebutuhan pembangkit energi terbarukan mencapai lebih dari 70 gigawatt dalam beberapa tahun mendatang.
“Ini peluang yang luar biasa besar. Industri membutuhkan tenaga terampil, baik sebagai pekerja maupun calon pengusaha, yang bisa mengambil peran dalam rantai pasok energi terbarukan. Karena itu, kami menyambut positif langkah Ubaya dalam menyiapkan SDM di sektor ini,” ujarnya.
Dukungan serupa juga datang dari kalangan akademisi. Guru Besar Energi Terbarukan Ubaya, Prof. Elieser Tarigan, Ph.D., menyebutkan bahwa kampus telah menyiapkan dosen dan praktisi berkompeten di bidang ini.
“Kami punya profesor khusus Renewable Energy dan juga banyak praktisi industri yang siap mendukung proses pengajaran,” katanya.
Kehadiran program baru ini juga mendapat sambutan dari kalangan sekolah menengah atas. Kepala SMA Negeri 1 Taman, Dewi Nurmalasari, mengatakan banyak siswanya yang tertarik melanjutkan studi ke bidang energi terbarukan.
“Melihat minat siswa kami, kami yakin mereka akan tertarik dengan salah satu program studi yang dimiliki Ubaya, termasuk Renewable Energy yang memang baru dibuka,” ujarnya.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan energi bersih di Indonesia, program baru Ubaya ini diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang tidak hanya berkompeten di bidang teknologi, tetapi juga siap menjadi pelaku perubahan dalam transisi energi nasional. (*)