Makanan Ultra-Proses, Ancaman Nyata Risiko Obesitas Anak di Indonesia

15 Mei 2025 13:58 15 Mei 2025 13:58

Thumbnail Makanan Ultra-Proses, Ancaman Nyata Risiko Obesitas Anak di Indonesia
Oleh: Sa’bania Hari Raharjeng*

Pernah bertanya-tanya kenapa sekarang makin banyak anak Indonesia yang kelebihan berat badan atau bahkan obesitas? Jawabannya bisa jadi ada di isi kantong jajanan mereka. Mulai dari keripik dalam kemasan, minuman manis berwarna-warni, hingga sosis instan — semua itu termasuk dalam kategori makanan ultra-proses, atau ultra-processed foods (UPF).

Sebuah studi internasional yang baru-baru ini dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine mengungkapkan bahwa konsumsi UPF berkontribusi terhadap sekitar 13,8% kematian dini di negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat. Setiap peningkatan 10% dalam konsumsi kalori dari UPF dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebelum usia 75 tahun sebesar 3%.

Apa Itu Makanan Ultra-Proses?

UPF adalah makanan yang diproduksi melalui proses industri dengan tambahan bahan kimia seperti perasa buatan, pewarna, pemanis, pengawet, dan zat aditif lainnya. Contohnya termasuk makanan ringan kemasan, minuman manis, makanan siap saji, dan sereal manis.

Bahaya Tersembunyi di Balik Rasa Lezat Makanan Ultra-Proses

Meskipun praktis dan lezat, UPF seringkali mengandung tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, namun rendah serat dan nutrisi penting lainnya. Akibatnya? Anak jadi mudah lapar lagi, makan berlebihan, dan lama-lama berat badan naik tak terkendali. Konsumsi tinggi UPF telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.

Kenapa Anak-Anak Suka Banget Makanan Ini?

Ada beberapa alasan kenapa UPF jadi favorit anak-anak yaitu seperti Iklan yang menggiurkan. Banyak produk makanan ini dibungkus dengan warna cerah dan diiklankan oleh tokoh kartun lucu.

Kemudian praktis dan murah, saat orang tua sibuk, adanya UPF memudahkan untuk penyajian kepada anak karena anak tinggal ambil dari lemari dan langsung makan. Selain itu rasanya nagih – Kandungan garam, gula, dan MSG membuat lidah “ketagihan”.

Langkah-Langkah Pencegahan

Untuk mengurangi dampak negatif konsumsi UPF, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu:

  • Kurangi konsumsi UPF dan ajarkan anak makan makanan segar seperti buah, sayur, nasi, ikan, dan tempe.
  • Perhatikan label kemasan – Jangan terkecoh oleh kata-kata seperti “rasa alami” atau “sumber energi”.
  • Batasi iklan makanan tidak sehat yang ditonton anak, terutama lewat YouTube dan media sosial.
  • Ajak anak aktif bergerak – Olahraga, main di luar rumah, atau sekadar jalan kaki sore-sore.

Makanan ultra-proses mungkin terlihat praktis dan menarik untuk dikonsumsi, namun dampaknya bisa sangat buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak. 

Dengan kesadaran dan tindakan bersama, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif konsumsi makanan ultra-proses terhadap kesehatan masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia.

Selain itu Orang tua, guru, dan pemerintah harus bekerja sama untuk membangun generasi yang lebih sehat — dimulai dari apa yang kita sajikan di piring makan hari ini.

*) Sa'bania Hari Raharjeng, S.Gz.RD.,M.P.H merupakan Dosen S1 Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Unusa

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.

Berikan keterangan OPINI di kolom subjek

Panjang naskah maksimal 800 kata

Sertakan identitas diri, fo

to, dan nomor HP

Hak muat redaksi.(*)

 

 

Tombol Google News

Tags:

opini makanan Ultra-Proses Sa'bania Hari Raharjeng