KETIK, SURABAYA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur menggelar screening (seleksi) pelatih untuk Pusat Latihan Daerah (Puslatda) di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin, 28 Juli 2025. Seleksi ini bertujuan untuk mendapatkan pelatih berkualitas yang mampu membawa atlet Jatim meraih prestasi tertinggi.
Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil, menjelaskan bahwa peserta seleksi diutamakan bagi mereka yang memiliki rekam jejak prestasi, terutama peraih medali emas dan pengalaman di Pra-PON. Namun, Nabil menegaskan bahwa pengalaman tersebut hanyalah kemudahan administratif awal.
"Tapi itu hanya memudahkan administrasi saja. Itu pendekatan administratif," kata Nabil.
Ia mengingatkan peserta seleksi agar tidak bersantai apabila terpilih sebagai pelatih di Puslatda, karena KONI Jatim akan terus menerapkan sistem promosi dan degradasi (promdeg).
Ia menambahkan, pihaknya bisa sewaktu-waktu merekrut pelatih baru jika dibutuhkan untuk mencapai target medali emas pada cabang olahraga (cabor) atau nomor tertentu.
“Ini sebagai ikhtiar kami untuk menghasilkan sebuah prestasi terhadap cabor-cabor yang ada di Jawa Timur nanti," jelasnya.
Sembari menunggu informasi cabor yang akan dipertandingkan di PON (NTT-NTB), KONI Jatim akan meminta program dan desain latihan dari para pelatih.
"Akan kami minta bagaimana program mereka, desain mereka untuk periode ini. Cabor ini mau dibawa ke mana, atlet ini mau dibawa ke mana," terangnya.
Ia menjelaskan bahwa desain latihan yang diajukan oleh pelatih hasil seleksi akan dikonfirmasi dan diuji oleh Tim Pendidikan dan Latihan (Diktar) KONI Jatim.
"Tim Diktar dan teman-teman Binpres untuk berkoordinasi. Diktat lebih kuat pendekatannya secara akademis. KONI pendekatannya pada hal-hal yang praktis," jelasnya.
Selain menekankan promdeg, Nabil juga berharap tidak ada masalah yang muncul di tengah pelaksanaan Puslatda, terutama yang berasal dari pelatih.
"Penyelesaian masalah seharusnya dilakukan oleh pelatih. Posisi pelatih itu seperti guru, harus menciptakan suasana guyub dan tenang agar atlet nyaman," terangnya.
Wakil Direktur BSPTK/Diktar KONI Jatim, Prof. Dr. M. E. Winarno, menyampaikan bahwa total ada 293 peserta yang mengikuti seleksi selama tiga hari, mulai Senin hingga Rabu.
"(Penilaian) dilihat dari pengalaman. Karena selama ini yang namanya parameter pelatih yang hebat, jika atletnya juara, baik level nasional, provinsi, dan internasional. Sehingga itu yang digali," ujarnya.
Selain pengalaman, Diktar KONI Jatim juga memperhatikan kepribadian pelatih, termasuk tanggung jawab dan kerja sama.
"Pengalaman melatih dan poin-poin yang terkait kepribadian, misalnya tanggung jawab, kerja sama, dan seterusnya. Ini dilakukan untuk memangkas konflik, seperti yang telah disampaikan Pak Nabil tadi," jelasnya.
Ia menilai proses seleksi pelatih Puslatda tahun ini lebih baik dibandingkan tahun 2022.(*)