KETIK, SEMARANG – Kecelakaan bus PO Cahaya Trans di exit Tol Krapyak, Semarang, dini hari, dinilai dapat menjadi pelajaran berharga bagi para pengemudi, khususnya pengemudi bus dan angkutan umum.
Hal itu disampaikan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDCC), Jusri Pulubuhu. Ia menekankan pentingnya disiplin berkendara dan kepatuhan terhadap standar keselamatan.
“Pesan penting untuk kita semua, slow down. Kurangi kecepatan di tikungan dan ramp tol,” ujar Jusri, dikutip dari akun Instagram @jusripulubuhu.
Menurutnya, pengemudi wajib mematuhi aturan keselamatan dan standar operasional yang telah ditetapkan, terlebih di jalur rawan seperti jalan keluar tol.
Selain faktor kecepatan, Jusri juga mengingatkan pentingnya kesiapan fisik pengemudi serta kondisi kendaraan, terutama di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Pastikan kendaraan siap jalan dan pengemudi dalam kondisi fit. Ingat, nyawa penumpang lebih penting daripada sekadar cepat tiba,” tuturnya.
Ia pun mengajak seluruh pengemudi untuk mengutamakan keselamatan demi penumpang, diri sendiri, serta keluarga yang menunggu di rumah.
Sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di exit Tol Krapyak, Kota Semarang, pada Senin, 22 Desember 2025, sekitar pukul 00.30 WIB. Bus PO Cahaya Trans jurusan Jakarta–Yogyakarta mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan 16 orang meninggal dunia.
Kepala Kantor SAR Semarang, Budiono, menyebutkan bus yang berangkat dari Jatiasih, Bekasi, tersebut melaju dengan kecepatan tinggi. Saat memasuki exit tol, bus kehilangan kendali, menabrak pembatas jalan, dan akhirnya terguling.
