KETIK, SURABAYA – Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Rudi Setiawan dinyatakan lulus dan berhasil dalam ujian terbuka sidang promosi doktor di Universitas Airlangga Surabaya, Senin, 3 November 2025.
Salah seorang penguji, Dr. Suko Widodo mengapresiasi dan menyatakan disertasi yang disampaikan Irjen Pol Rudi Setiawan sebagai Promovendus sangat bagus, detail dan teliti.
"Membaca disertasi Pak Rudi seperti membaca novel. Di situ Pak Rudi betul-betul melihat sebagai seorang polisi dan dia belajar bisa menghilangkan subjektivitas dan sangat objektif datanya," kata dia.
Menurut dia, sebagai seorang kapolda dengan kesibukan luar biasa, apa yang dilakukan Irjen Rudi Setiawan sangat patut diapresiasi, terlebih tidak semua anggota Polri mampu menjalankannya.
Di akhir, kata dia, Rudi Setiawan mengambil kesimpulan bahwa polisi tidak bisa sendirian menyelesaikan konflik, karena butuh orang lain.
"Kesadaran yang paling dasar dari seorang terpelajar ya begitu. Jadi, mau menyadari kesalahannya atas nama lembaganya sendiri, saya kira yang mahal di situ. Dan dia membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk ikut menyelesaikan," ucap dia.
Sukowi, sapaan akrabnya, berharap disertasi Rudi Setiawan mampu menginspirasi bagi polisi lain yang bisa membebaskan diri dari lembaganya sementara untuk melanjutkan pendidikan.
"Menjadi seorang doktor pada dasarnya adalah kejujuran dan keotentikan. Jadi, data yang diambilnya itu benar-benar data lapangan, data fakta yang tidak ditutup-tutupi dan kemudian dibongkar dengan teori-teori cukup bagus dianalisa," katanya.
"Nilai ujiannya 92. Seharusnya menyandang status cumlaude, tapi karena syaratnya harus 3 tahun lulus maka tidak bisa. Beliau menyelesaikan program doktoral 6 tahun karena saat menjabat deputi di KPK selama 2 tahun tidak bisa fokus kuliah. Jadi, faktor nonteknis saja yang menggagalkan Pak Rudi berstatus cumlaude," tuturnya menambahkan.
Suko Widodo juga menilai Rudi Setiawan adalah seorang pembelajar betul karena mengambil data apa adanya di lapangan, detail, termasuk pengalamannya bertugas.
"Kejujuran beliau menjadi kemampuannya untuk menyatu ketika mengambil data, dan itu yang mengagumkan. Saya salut dan kagum terhadap beliau," kata dosen Fisip Unair tersebut. (*)
