Kalaksa BPBD Halsel Ungkap Biang Banjir di Desa Sumber Makmur Gane Timur

6 Desember 2025 08:27 6 Des 2025 08:27

Thumbnail Kalaksa BPBD Halsel Ungkap Biang Banjir di Desa Sumber Makmur Gane Timur
Kalaksa BPBD Halsel Aswin Adam bersama Kepala Desa dan Jajarannya TRC di Desa Sumber Makmur Jumat 5 Desember 2025 (Foto: Mursal/Ketik.com)

KETIK, HALMAHERA SELATAN – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, Aswin Adam, meninjau langsung lokasi banjir di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Gane Timur, Jumat, 5 Desember 2025. 

Peninjauan dilakukan bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) sebagai bagian dari investigasi bencana banjir berulang yang kembali melanda wilayah tersebut.

Banjir terjadi sejak Selasa hingga Rabu, 2–3 Desember 2025, setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah itu selama dua hari berturut-turut. Sebanyak 201 unit rumah warga terendam air akibat meluapnya Sungai Akelamo beserta sejumlah anak sungai di sekitarnya.

Aswin Adam memimpin langsung tim yang terdiri dari Kepala Bidang Darurat BPBD, Kepala Puskesmas Sumber Makmur beserta staf, delapan personel BPBD, serta didampingi Kepala Desa Sumber Makmur dan perangkat desa dalam proses kaji cepat di lapangan yang dimulai sejak pukul 08.30 WIT.

“Hujan lebat yang terjadi sejak 2 hingga 3 Desember memicu meluapnya Sungai Akelamo beserta sejumlah anak sungai di sekitarnya. Ini yang menjadi penyebab utama banjir,” kata Aswin Adam saat dikonfirmasi usai melakukan peninjauan lapangan.

Foto Aswin Adam dan TRC meninjau lokasi Banjir Sumber Makmur Gane Timur (Foto: Mursal/Ketik.com)Aswin Adam dan TRC meninjau lokasi Banjir Sumber Makmur Gane Timur (Foto: Mursal/Ketik.com)

Selain merendam ratusan rumah, banjir juga merusak sedikitnya 10 titik jalan utama menuju desa, masing-masing dengan panjang kerusakan rata-rata sekitar 50 meter. Kerusakan infrastruktur tersebut berdampak serius terhadap mobilitas warga, terutama akses ekonomi dan aktivitas pendidikan anak-anak sekolah yang ikut terhambat.

Secara sosial-ekonomi, banjir menyebabkan pendapatan masyarakat tani menurun. Akses layanan kesehatan juga terganggu akibat lambannya proses rujukan pasien menuju puskesmas terdekat. Kondisi ini memperlihatkan bahwa banjir tidak hanya berdampak secara fisik, tetapi juga berimplikasi terhadap sistem pelayanan dasar masyarakat.

Dari hasil kaji cepat di lapangan, BPBD menemukan sejumlah faktor penyebab yang bersifat struktural dan ekologis. Kerusakan vegetasi di kawasan hulu, pendangkalan serta penyempitan badan sungai, maraknya aktivitas angkutan kayu menggunakan mobil truk, hingga penebangan hutan menjadi pemicu meningkatnya debit aliran permukaan atau runoff saat hujan ekstrem. Kondisi ini diperparah dengan sistem drainase desa yang belum tertata dengan baik.

“Kerusakan ekosistem di bagian hulu sangat berpengaruh terhadap daya tampung sungai. Ditambah lagi dengan pendangkalan dan penyempitan alur sungai, maka potensi banjir akan terus berulang jika tidak ditangani secara komprehensif,” ujar Aswin.

BPBD Halmahera Selatan menetapkan sejumlah kebutuhan mendesak yang harus segera ditangani. Di antaranya normalisasi sungai sepanjang kurang lebih dua kilometer, perbaikan jalan utama di 10 titik kerusakan, serta pelaksanaan rapat lintas sektoral untuk mengevaluasi perizinan penebangan kayu di sekitar Desa Sumber Makmur.

Namun, upaya penanganan tersebut masih menghadapi kendala utama, yakni rusaknya jalur akses menuju desa di 10 titik yang menghambat mobilisasi alat berat dan distribusi logistik penanganan darurat.

Sebagai langkah tindak lanjut, BPBD Halsel telah mengimbau warga agar tetap siaga terhadap potensi banjir susulan. Tim juga melakukan penghitungan cepat kebutuhan penanganan darurat untuk normalisasi sungai dan perbaikan jalan. Laporan resmi telah disampaikan kepada pimpinan daerah, serta diteruskan secara berjenjang ke Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan BNPB.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai dan para pemangku kepentingan terkait untuk penanganan lanjutan. Ini harus ditangani secara terpadu agar kejadian serupa tidak terus terulang,” tandas Aswin.

Laporan kaji cepat ini menjadi dasar awal bagi pemerintah daerah untuk menyusun langkah mitigasi berbasis risiko bencana, sekaligus memperkuat tata kelola lingkungan di kawasan hulu sungai. Dengan tekanan ekologis yang terus meningkat, Desa Sumber Makmur kini berada pada fase genting dalam siklus bencana hidrometeorologi yang membutuhkan intervensi serius dan berkelanjutan.

Tombol Google News

Tags:

Halmahera Selatan Aswin Adam TRC BPBD Halsel banjir Desa Sumber Makmur Maluku Utara