KETIK, SURABAYA – Pendakwah muda Habib Husein Ja'far Al-Hadar menyarankan jamaah GenZI (Generasi Z Islami) menghabiskan jatah kesalahan selama masih muda, karena anak muda berbuat salah itu masih dianggap wajar, tapi kalau tua berbuat salah justru dianggap bodoh.
"Kalau salah tapi masih muda itu masih boleh. Saya juga suka berdakwah di depan anak-anak muda, karena kalau dakwah untuk orang tua itu sudah diurus Malaikat Maut," katanya dalam Majelis Subuh GenZI (MSG) di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Minggu, 20 Juli 2025.
Di hadapan belasan ribu jamaah GenZI yang menghadiri MSG episode ke-20 bertema "The Power of GenZI" itu, dai yang alumni UIN Syarif Hidayatullah itu mengaku kesalahan masih diperbolehkan untuk anak berusia muda dan itulah salah satu dari lima "power" GenZI.
"Power lain adalah guru untuk teladan, fokus pada tujuan, beriman, dan sadar akan kematian. Makanya, habiskan kesalahan selama mumpung masih muda, kalau sudah tua harus baik dan saleh. Kalau sudah tua masih berbuat kesalahan terus berarti bodoh dan tolol," katanya.
Menurut pendakwah dari Bondowoso - Jatim tersebut, guru itu penting bagi GenZI agar ada yang menegur, ada teladan, sebab keteladanan itu mengarahkan pada kebaikan/kesalehan.
"Kalau pejabat itu bukan teladan karena korup, bahkan tokoh agama juga suka bertengkar," katanya.
Alumni jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Jakarta itu mengatakan "power" lain bagi GenZI adalah fokus pada tujuan.
"Islam itu mengajarkan khusyuk, artinya fokus pada tujuan, fokus pada kebutuhan. Kalau bisa fokus, bisa khusyuk, akan cepat sukses," kata Habib Ja'far.
Ia menambahkan sadar kematian juga "power" penting bagi genZI, bukan bermaksud menakut-nakuti, kata dia, namun kesadaran akan kematian akan dapat membuat hidup lebih berkah, atau lebih baik dunia akhirat, atau berusaha hidup lebih baik sehingga kehidupannya lebih manfaat. (*)