Gus Imdad Pesantren Nurul Jadid Probolinggo Ajak Santri Jadi Pelopor Anti-Bullying

30 Desember 2025 16:06 30 Des 2025 16:06

Thumbnail Gus Imdad Pesantren Nurul Jadid Probolinggo Ajak Santri Jadi Pelopor Anti-Bullying
Wakil Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Imdad Robbani (Gus Imdad) saat memberikan sambutan penutupan Enje Festival bertema Pesantren Anti-Bullying di Aula Pesantren Nurul Jadid, Selasa, 30 Desember 2025. (Foto:Ponirin Mika/Ketik.com)

KETIK, PROBOLINGGO – Wakil Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, KH. Moh. Imdad Robbani atau yang akrab disapa Gus Imdad, mengajak seluruh santri untuk menjadi garda terdepan dalam menghapus praktik perundungan atau bullying di lingkungan pendidikan pesantren.

Ajakan tersebut disampaikan saat memberikan sambutan pada penutupan Enje Festival yang mengusung tema “Pesantren Anti-Bullying” di Aula Pesantren Nurul Jadid, Selasa, 30 Desember 2025.

Dalam kesempatan itu, Gus Imdad menyampaikan bahwa tema yang diangkat oleh Biro Pendidikan sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Ia berharap para santri tidak hanya menyimak rangkaian kegiatan, tetapi mampu berperan aktif sebagai duta anti-bullying yang menyebarkan nilai-nilai perdamaian, baik di kamar maupun di ruang kelas.

Menurut Gus Imdad, perundungan membawa dampak kerugian besar, tidak hanya bagi korban, tetapi juga bagi pelakunya sendiri.

“Kita sebagai muslim menyadari bahwa orang yang zalim itu hakikatnya zalim pada dirinya sendiri. Bullying sering kali dinormalisasi dan dianggap biasa, padahal itu adalah sesuatu yang sangat membahayakan,” ujar Gus Imdad di hadapan para santri.

Ia juga mengaitkan gerakan anti-bullying dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar.

Gus Imdad mengingatkan adanya kewajiban moral untuk menghentikan kemungkaran sesuai dengan kemampuan masing-masing.

“Apabila melihat tindakan bullying, segera hentikan. Jika kalian memiliki kapasitas sebagai pengurus atau wali asuh, gunakan kewenangan itu. Jika tidak, laporkan segera kepada guru atau wali asuh agar tindakan tersebut bisa dihentikan,” tuturnya.

Langkah tersebut, lanjut Gus Imdad, merupakan bagian dari upaya bersama untuk menjaga dan membersihkan nama baik pesantren dari stigma negatif.

Ia mengakui masih adanya oknum yang menganggap perundungan sebagai hal wajar sehingga memunculkan citra kurang baik di mata masyarakat.

“Mari niatkan untuk berkhidmah kepada pesantren dengan cara membersihkan pondok ini dari tindakan bullying. Ini adalah khidmah yang sangat besar,” ucapnya.

Menutup sambutannya, Gus Imdad memotivasi para peserta Enje Festival untuk terus menggali dan mengembangkan bakat serta minat yang dimiliki.

Ia mengutip dawuh KH. Ahmad Sahal Mahfud bahwa kewajiban utama seorang pemuda adalah mengembangkan potensi diri setinggi-tingginya.

“Manfaatkan Enje Festival ini sebagai wahana untuk mengambil setiap kesempatan menjadi apa saja yang kalian cita-citakan,” pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Bulliying lomba Pesantren Nurul Jadid Enje Festival Anti Bullying Pendidikan Pesantren santri probolinggo