KETIK, SIDOARJO – Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu, 19 November 2025 tidak menganggu operasional penerbangan Bandara Juanda. Informasi ini disampaikan oleh General Manager Bandara Juanda, Muhammad Tohir.
Ia menegaskan, semua penerbangan berlangsung sesuai jadwal tanpa ada hambatan.
"Penerbangan Bandara Juanda saat ini masih beroperasi normal. Namun kami tetap berkoordinasi dengan BMKG, AirNav, dan maskapai untuk tetap antisipasi apabila arah debu bergerak menuju bandara," katanya dikutip dari keterangan resmi.
M Tohir melanjutkan, saat ini pihak bandara melakukan pemantauan rutin terhadap pergerakan abu vulkanik untuk memastikan seluruh aktivitas penerbangan dalam kondisi aman.
Pemantauan pergerakan abu vulkanik, erupsi Gunung Semeru dilakukan oleh pihak Bandara Juanda, Airnav, dan BMKG melalui citra satelit dan laporan pilot.
"Keselamatan tetap prioritas utama. Jika ada perubahan signifikan dalam arah abu vulkanik, seluruh pemangku kepentingan sudah menyiapkan prosedur mitigasi," lanjutnya.
Sementara itu dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang juga memantau perkembangan erupsi Gunung Semeru, telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat.
Pertama tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar.
Kedua, tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Sebanyak 300 orang telah mengungsi di dua tempat berbeda, yaitu di Balai Desa Oro-Oro Ombo sekitar 200 jiwa dan pos pengungsian kedua di SD 2 Supiturang sebanyak 100 jiwa.
Selain itu terdapat sejumlah warga dievakuasi menuju Balai Desa Penanggal, namun pihak BPBD masih melakukan pendataan di lapangan. (*)
