Gula Petani Tak Terserap Pasar, Ketua HKTI Jatim Arum Sabil Bebernya 2 Opsi Solusi

12 Juli 2025 10:02 12 Jul 2025 10:02

Thumbnail Gula Petani Tak Terserap Pasar, Ketua HKTI Jatim Arum Sabil Bebernya 2 Opsi Solusi
Ketua DPD HKTI Jawa Timur HM Arum Sabil saat memaparkan kondisi terkini petani tebu. (Foto: Naufal Ardiansyah/Ketik)

KETIK, JEMBER – Ketua DPD HKTI Jawa Timur, HM Arum Sabil, mendorong stakeholder mulai pemerintah, pabrik gula (BUMN dan Swasta), pedagang, dan petani tebu untuk sama-sama menguatkan sinergi dalam mencapai kesejahteraan petani tebu.

Tantangan kaum Tani khususnya petani tebu yakni tidak terserapnya gula rakyat oleh pasar karena ketidakpastian harga. Di sini lah peran pemerintah dibutuhkan untuk menjaga stabilitas lintas sektor.

"Semua tidak bisa berdiri sendiri. Kalau peran ini bisa disinergikan dengan baik, ini tidak sulit. Harus ada bagi peran antara pemerintah, pabrik gula, petani dan pedagang," kata Arum Sabil, Jumat (11/7/2025).

Menurutnya, tugas pemerintah yakni membuat regulasi berkeadilan. Pedagang membeli, petani memproduksi, pabrik gula tugasnya bagaimana rendemen tercapai dengan baik.

Foto Wamentan RI Sudaryono yang juga Ketum HKTI Terpilih saat merespons aspirasi petani tebu di City Forest Jember (Foto: Naufal Ardiansyah/Ketik)Wamentan RI Sudaryono yang juga Ketum HKTI Terpilih saat merespons aspirasi petani tebu di City Forest Jember (Foto: Naufal Ardiansyah/Ketik)

"Lemahnya penyerapan gula yang terjadi saat ini karena pedagang tidak berani membeli gula petani. Alasannya tidak ada kepastian harga gula yang dibeli. Ada indikasi ketika beli gula petani dengan harga tertentu, besoknya harga terseret turun. Itu lah kondisi yang terjadi di lapangan," ungkap Arum Sabil.

Pria yang juga Ketua Dewan Pembina APTRI itu menawarkan dua Opsi. HKTI Jatim mengusulkan agar pemerintah memanggil pedagang. Kumpulkan para pedagang gula untuk menguatkan perannya dalam penyerapan produknya gula agar pedagang memiliki semangat membeli dan menyerap gula petani lebih optimal lagi.

Pemerintah diminta untuk memberi kepastian kepada pedagang diberi serta keamanan bahwa ketika membeli gula petani, tidak akan rugi.

"Perlu duduk bersama. Tentunya tidak salah kalau pemerintah beri reward dan punishment. Pedagang yang menyerap gula petani akan ada reward. Tapi mereka yang abai dalam penyerapan gula petani harus ada sanksi. Buat pedagang berlomba-lomba bisa menyerap gula petani. Harus ada kepastian hukum harga dan jaminan saling adanya kebermanfaatan, termasuk untuk konsumen," bebernya.

Kalau tidak demikian, opsi kedua kata Arum Sabil yakni pemerintah mengambil alih dalam pembelian gula petani sehingga petani tidak disibukkan dengan jual beli gula.

"Biarkan mereka fokus merawat, menanam dan menjaga produktivitas agar optimal," imbuhnya.

Kabar baiknya, Arum Sabil menyampaikan aspirasi tersebut kepada Ketum HKTI terpilih Sudaryono (Wamentan) saat berkunjung ke Pusat Pelatihan Pertanian City Forest di Jember milik Arum Sabil.

"Gayung bersambut. Opsi tersebut bukan hanya dipertimbangkan tapi dijawab pemerintah dengan skema yang konkret dan anggaran untuk serap gula petani. Ini berkat kecintaan Presiden kita Bapak Prabowo kepada petani," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

HKTI Arum Sabil DPD HKTI Jatim Wamenta Sudaryono