KETIK, MALANG – Malang adalah kota yang memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Sehingga banyak bangunan yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dari Zaman Kolonial Belanda hingga sekarang. Salah satunya adalah Hotel Pelangi Malang.
Hotel ini berdiri dari tahun 1860 Yang dulunya diberi nama Hotel Lapidoth. Hotel ini dibangun oleh seorang Belanda. Setelah melewati perjalanan yang panjang hotel ini berubah nama di tahun 1915 Menjadi Hotel Palace. Tahun 1942 menjadi Hotel Asoma di bawah kekuasaan Jepang. Pada tahun 1953 baru menjadi Hotel Pelangi hingga saat ini.
Saat ini Hotel Pelangi Malang sudah menjadi salah satu Cagar Budaya Indonesia. Dengan perjalanan sejarah yang dilewati, hotel ini menjadi salah satu hotel yang diminati oleh banyak wisatawan mancanegara.
Hotel Pelangi Malang tetap melestarikan bangunan heritage ala Kolonial Belanda. Hanya saja ada renovasi untuk memperbarui fasilitas.
View teras depan kamar di Hotel Pelangi Malang. (Foto: Aliyah/Ketik.com)
Pada tahun 2023, hotel ini upgrade menjadi hotel bintang 4 dengan penambahan fasilitas seperti kolam renang. Banyak wisatawan datang ke hotel ini untuk mengetahui sejarah Kota Malang dan melihat foto-foto di zaman kolonial Belanda.
"Ya keunggulan hotel ini dari konsep yang emang heritage, banyak pengunjung datang selain untuk menginap ya untuk melihat sejarahnya, kan banyak foto-foto zaman dulu, mereka biasanya lihat foto-foto bentuk Kota Malang zaman dulu," jelas Lilis selaku Sales Marketing juga.
Hotel tertua ini memiliki 75 kamar. Kamar paling besar adalah tipe Family Suite. Didalamnya terdapat dua ruangan, kamar tidur dan ruangan keluarga. Kamar ini memiliki satu bed besar dan satu bed kecil, cocok untuk menginap satu keluarga.
Ketika berjalan ke bagian kamar-kamar, suasana Zaman Belanda akan terasa. Teras kamar yang masih menggunakan arsitektur bangunan Belanda membuat flashback kembali ke Zaman Kolonial Belanda.
Hotel ini memiliki beberapa fasilitas yang mungkin jarang dimiliki oleh hotel-hotel lain. Hotel ini menyediakan persewaan sepeda listrik untuk tamu yang ingin keliling Kota Malang. Pengunjung bisa keliling jantung Kota Malang karena lokasi Hotel ini dekat dengan Ikon-Ikon Kota Malang.
Selain itu, hotel ini juga menyediakan fasilitas keliling Ikon-Ikon Kota Malang menggunakan becak. Dengan rute perjalanannya adalah melewati kawasan Kayutangan. Di kawasan ini, pengunjung akan diajak untuk belajar membatik menggunakan canting. Setelah itu keliling melewati Balaikota Malang.
Pemandangan restoran yang melestarikan arsitektur Zaman Kolonial Belanda di Hotel Pelangi Malang. (Foto: Aliyah/Ketik.com)
Kemudian ke Pasar Oro-Oro Dowo kemudian lanjut ke Museum Keuangan yang berada di samping Kantor Pos. Paket jalan-jalan Keliling Kota menggunakan becak ini banyak diminati oleh wisatawan mancanegara.
"Becak itu kita kolaborasi dengan becak luar, tapi kita seragamkan, seperti warna becaknya sama. Biasanya yang suka itu bule-bule. Mereka suka keliling Kota Malang pakai becak," Jelas Lilis.
Hotel Pelangi Malang ini juga menyediakan fasilitas restoran yang masih mengusung konsep zaman dulu. Hotel ini tidak merubah apapun yang ada di restoran ini. Di restoran ini terdapat koridor yang dulunya tempat orang-orang Belanda berdansa.
Dalam usaha mempertahankan hotel di era semua serba modern, Hotel Pelangi Malang akan selalu memberikan pelayanan yang unggul dan akan selalu melestarikan konsep Heritage sebagai identitas cagar budaya di Kota Malang.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang dan ingin mengetahui sejarah Kota Malang, Hotel Pelangi Malang adalah opsi tempat menginap yang bukan hanya menyediakan kamar tapi kuga menyediakn nuansa tinggal di Zaman Belanda.(*)
