KETIK, KEDIRI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri menggelar peningkatan kapasitas 25 keterampilan kader kesehatan di Balai Kelurahan Ngletih Kecamatan Pesantren, Kamis, 20 November. Kegiatan itu sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat kelurahan agar semakin profesional.
Ririn Yuanita, PJ Posyandu dan Kader Kesehatan Kota Kediri mengatakan, pelatihan itu membekali kader dengan kompetensi teknis dan komunikasi. Mulai dari deteksi dini masalah kesehatan keluarga, pemantauan tumbuh kembang balita, konseling gizi, hingga penggunaan aplikasi pencatatan digital.
"Ini bertujuan agar kader sebagai ujung tombak kesehatan di masyarakat dapat mengelola posyandu secara efektif, memberikan edukasi, serta mendukung program kesehatan nasional seperti pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan di semua siklus kehidupan," kata Ririn.
Dalam 25 keterampilan kader kesehatan yang terbagi dalam lima kelompok meliputi pengelolaan posyandu, bayi dan balita, ibu hamil dan menyusui, usia sekolah dan remaja serta usia dewasa dan lansia mengharuskan para kader untuk bekerja totalitas. Untuk itu perlu adanya peningkatan kapasitas.
Dengan keterampilan yang lebih lengkap, lanjut Ririn, para kader diharapkan mampu memberikan edukasi yang tepat, intervensi lebih cepat, serta menyajikan data lapangan yang lebih akurat untuk mendukung pengambilan kebijakan kesehatan.
"Kader menjadi garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga peningkatan kapasitas menjadi kunci profesionalitas layanan," imbuhnya.
Ririn menambahkan, pelatihan 25 keterampilan kader itu bakal dilakukan secara berkesinambungan sehingga pelayanan kesehatan masyarakat kian profesional. Dampaknya adalah peningkatan indeks kesehatan di Kota Kediri.
"Ini sebagai komitmen pemerintah dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan mendorong posyandu di seluruh wilayah menjadi lebih responsif, modern, dan berorientasi pada kebutuhan keluarga," pungkasnya.
Kegiatan yang menghadirkan narasumber Meriana Chandra Kurniasari itu memberikan materi tentang komunikasi antar pribadi. Materi yang bertujuan untuk membentuk identitas diri dan memahami realitas melalui interaksi dengan orang lain itu disambut antusias peserta.
Salah satunya adalah Dewi Aprelia kader kesehatan Posyandu Kemuning. Ia menyebut materi yang diberikan dinilai membantu menjalankan tugas-tugasnya di lapangan.
"Utamanya soal pendataan digital, misalnya ketika survei kan sekarang sudah digital," kata Dewi, diamini oleh Wanda Febrianita peserta lainnya.(*)
