KETIK, JEMBER – [Jangan remehkan atau anggap sepele gejala depresi. Jika anda atau orang di sekitar anda memiliki gejala gangguan psikis yang mengarah pada hal-hal yang membahayakan atau merugikan, jangan ragu untuk segera menghubungi layanan konsultasi psikologi atau lembaga pendamping terdekat.]
Suasana di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) milik Dinas Sosial (Dinsos) Jember pada Jumat malam, 20 Juni 2025, mendadak heboh. Hal ini disebabkan oleh kemarahan mahasiswi berinisial CD yang sempat dievakuasi ke Liponsos, dan marah-marah.
Perempuan 23 tahun asal Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur itu sebelumnya dievakuasi dari rumah kos temannya di sekitaran Kampus Unej ke Liponsos.
Ia dievakuasi karena juga mengamuk saat berada di rumah kos temannya yang ada di sekitar Jalan Karimata, Kecamatan Sumbersari, Jember.
Informasi dari temannya, CD sebelumnya sempat berkuliah di salah satu kampus di Jember selama hampir setahun. Kemudian pindah ke kampus yang ada di daerah asalnya di Kediri.
Evakuasi di Liponsos dilakukan pada Jumat malam, agar tidak meresahkan atau mengganggu ketenangan warga. Informasi dari pihak keluarga, CD memang menderita gejala depresi.
"Pada Jumat siang, kita dapat laporan dari masyarakat yakni teman kuliahnya dulu, bahwa ada perempuan muda yang mengalami depresi. Dia berhalusinasi melihat makhluk gaib dan sebagainya hingga marah-marah di rumah kost temanya," ujar Kepala UPT Liposos Dinsos Jember, Roni Effendi saat dikonfirmasi pada Jumat malam, 20 Juni 2025.
Saat itu, korban berteriak-teriak secara emosional dari rumah kos bahkan hingga ke jalan raya yang ada di kawasan Mastrip.
Mendapat laporan tersebut, petugas Liponsos Dinsos Jember segera melakukan evakuasi. "Alhamdulillah, awalnya menurut. Asalkan tidak naik ambulans. Jadi kita jemput pakai sepeda motor," tutur Roni.
Begitu di Liponsos, sesuai SOP, petugas mengajaknya untuk menjalani kegiatan ringan seperti merangkai buket bunga untuk menenangkan dirinya. Namun, usai salat Magrib, CD kembali menunjukkan emosi tak terkendali.
Perempuan itu mencoba memesan ojek online untuk menuju konser musik di kawasan kampus Unej. Namun pihak Dinsos menolak melepasnya karena mendapat arahan dari orang tuanya yang dalam perjalanan dari Kediri ke Jember.
"Kita tutup gerbang atas permintaan keluarganya agar tidak keluar. Kita khawatir kalau di sana (lokasi konser) nanti hilang dan sebagainya. Sementara orang tuanya sudah perjalanan dari Kediri menuju Jember," ungkap Roni.
"Akhirnya, atas perintah dari orang tuanya, minta tolong ke kita jangan sampai kabur. Nah, gerbang kita tutup. Kita juga tidak mungkin mengumpulkan dia dengan klien (di Liposos)," sambungnya.
Langkah petugas itu justru makin membuat CD semakin emosional.
"Informasi dari temannya, tiket sudah tidak ada (habis). Akhirnya, dia merusak fasilitas yang ada di sekitar. Dia juga langsung masuk ke musala, mengacak-acak semua yang ada di musala. Lalu, dia keluar lagi. Langsung banting bonsai yang ada di samping Musala. Dua buah bonsai itu rusak," paparnya.
Karena masih belum puas, CD juga membanting kaca mata miliknya sendiri. Juga sejumlah perabotan milik Liponsos Jember. Karena makin tak terkontrol, petugas Liponsos Jember akhirnya mengambil tindakan.
Setelah berkoordinasi dengan petugas medis, petugas Liponsos membawa CD ke RS dr Soebandi Jember untuk penanganan medis awal. Orang tuanya yang sedang dalam perjalanan, juga setuju dan bersedia menjadi penjamin.
"Kita langsung rujuk ke Rumah Sakit dr Soebandi agar mendapatkan perawatan awal. Sehingga biar bisa tenang. Mungkin sekitar jam 9 malam ini, orang tuanya sudah sampai di Jember, Jadi langsung kita suruh menuju Rumah Sakit dr.Soebandi," ujarnya.
Sementara itu, salah satu teman CD, berinisial SR (21), membenarkan bahwa CD sebelumnya memang pernah kuliah di salah satu kampus di Jember, sekitar tahun 2021 lalu.
"Kemudian dia pindah ke universitas negeri di Kediri. Dia datang ke Jember cuma ingin nonton konser. Tapi karena belum dapat tiket dan tahu gerbang ditutup, dia langsung marah," ujar SR.
Ia menduga, temannya itu marah-marah karena pintu gerbang Liponsos yang dikunci.
"Katanya dia pernah trauma, terkait kondisinya ini, sekitar tahun 2021-2023 sempat depresi. Karena katanya, gara-gara tugas kuliah atau faktor lain yang mungkin saya tidak tahu. Sehingga yang membuat dia depresi," papar SR. (*)