KETIK, MALANG – Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si resmi menjadi Rektor perempuan pertama Universitas Islam Negeri (UIN) Malang pada Agustus 2025. Pengangkatannya menjadi sejarah baru bagi kampus tersebut.
Baginya, amanah yang ia dapatkan hari ini bukan berasal dari siapa dirinya, melainkan dari kapabilitas dan kapasitas yang ia miliki.
“Laki-laki ataupun perempuan, kalau punya kapabilitas dan kapasitas, peluangnya sama,” ungkapnya, Selasa, 9 Desember 2025.
Sejak masa sekolah dasar, ia sudah terbiasa mengajar ngaji kepada adik-adiknya dan anak-anak di lingkungannya. Pengalaman itu menjadi awal ketertarikannya pada pendidikan dan kepemimpinan.
“Kepercayaan itu hal mahal, dan dari kepercayaan kecil itulah saya belajar,” katanya.
Di pesantren, Ilfi dipercaya sebagai Ketua Pesantren yang memimpin kurang lebih 100 santri pada usia 17 tahun.
“Itu bukan karena pintar semata, tetapi karena kepercayaan dan kualitas,” tambahnya.
Menurutnya, pemimpin tidak hanya dilahirkan, tetapi juga dibentuk melalui proses panjang. Ia menegaskan bahwa pemimpin harus memiliki gagasan atau ide, keberanian untuk melaksanakannya, serta kemampuan memitigasi rencana.
“Kepercayaan itu mahal, dan dari kepercayaan kecil itu saya belajar,” ujarnya menegaskan kembali.
Keinginannya berkuliah S2 di luar negeri sempat tertunda, namun ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran (Unpad).
Ia kemudian menempuh S3 di Universitas Airlangga, sebuah pilihan yang ia sebut sebagai bentuk komitmen untuk terus berkembang.
Ia telah menerima sejumlah penghargaan dari Gubernur Jawa Timur, Wali Kota Batu, hingga Times Indonesia, serta dinobatkan sebagai “Perempuan Inspiratif”. Falsafah hidup yang ia pegang sederhana: “Hidup sekali, tulislah sejarah dengan indah.”
Penetapannya sebagai rektor perempuan pertama UIN Malang kini menjadi bukti bahwa kesempatan memimpin terbuka bagi siapa pun yang memiliki kapasitas dan kapabilitas. Dengan prinsip hidupnya,
“Ambil kesempatan pertama karena tidak akan datang dua kali,” tuturnya. (*)
