Dari Gulma Jadi Berkah, Ditpolairud Sumsel Ubah Eceng Gondok Jadi Pupuk Organik

15 Desember 2025 12:11 15 Des 2025 12:11

Thumbnail Dari Gulma Jadi Berkah, Ditpolairud Sumsel Ubah Eceng Gondok Jadi Pupuk Organik
Anggota dari Polairud Polda Sumsel saat memproduksi pupuk eceng gondok Senin 15 Desember 2025 (Foto: Yola/Ketik.com)

KETIK, PALEMBANG – Tanaman eceng gondok yang selama ini menjadi momok di Sungai Musi kini justru dimanfaatkan sebagai solusi.

Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Sumatera Selatan berhasil mengolah gulma air tersebut menjadi pupuk organik yang terbukti meningkatkan hasil pertanian.

Direktur Polairud Polda Sumsel Kombes Pol Sonny Mahar Budi Aditiyawan mengatakan, inovasi ini berangkat dari keresahan terhadap pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat dan sulit dikendalikan.

“Eceng gondok ini luar biasa cepat tumbuh. Hari ini dibersihkan, besok sudah penuh lagi. Padahal panjang Sungai Musi mencapai ribuan kilometer dan ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat,” kata Sonny, Senin, 15 Desember 2025.

Foto Produksi pupuk eceng gondok oleh Ditpolairud Polda Sumsel, Senin 13 Desember 2025 (Foto: Yola/Ketik.com)Produksi pupuk eceng gondok oleh Ditpolairud Polda Sumsel, Senin 15 Desember 2025 (Foto: Yola/Ketik.com)

Menurutnya, pembersihan eceng gondok secara manual tidak pernah menyelesaikan masalah. Karena itu, pihaknya memilih pendekatan berbeda dengan mengubah tanaman tersebut menjadi produk bernilai guna.

“Kami berpikir, kalau ini terus dianggap sampah tidak akan selesai. Maka kami ubah jadi pupuk yang bermanfaat bagi petani,” ujarnya.

Ditpolairud Polda Sumsel kemudian melakukan kajian laboratorium dan menemukan bahwa eceng gondok mengandung unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Untuk memastikan kualitasnya, pengembangan pupuk ini dilakukan bersama Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya.

“Kami tidak bekerja sendiri. Kami libatkan akademisi agar prosesnya ilmiah dan hasilnya benar-benar bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Sonny.

Foto Anggota dari Polairud Polda Sumsel saat memproduksi pupuk eceng gondok Senin 15 Desember 2025 (Foto: Yola/Ketik.com)Anggota dari Polairud Polda Sumsel saat memproduksi pupuk eceng gondok Senin 15 Desember 2025 (Foto: Yola/Ketik.com)

Pupuk organik tersebut diuji coba di lahan pertanian seluas 4,5 hektare di Kabupaten Ogan Ilir dengan berbagai komoditas, mulai dari jagung hingga sayuran dan buah-buahan. Hasil uji coba dinilai sangat memuaskan.

“Biasanya jagung hanya dua tongkol, tapi dengan pupuk ini ada yang sampai tiga, empat, bahkan enam tongkol. Ini di luar ekspektasi kami,” ungkapnya.

Saat ini, Ditpolairud Polda Sumsel telah memproduksi sekitar 30 ton pupuk organik eceng gondok, sebagian di antaranya telah dimanfaatkan petani di wilayah Ogan Ilir dan OKI. Produksi dilakukan di pabrik yang berada di Mako Ditpolairud Polda Sumsel.

Meski demikian, Sonny mengakui masih ada kendala dalam proses produksi, terutama pada tahap pengeringan bahan baku yang bergantung pada cuaca.

“Kalau musim panas bisa enam hari kering, tapi saat hujan bisa sampai dua atau tiga minggu. Ini yang sedang kami carikan solusinya,” katanya.

Ia menambahkan, pupuk organik ini telah dipatenkan dengan nama Pupuk Organik Presisi dan ke depan akan diproduksi dalam skala lebih besar.

“Inovasi ini kami persembahkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Harapannya, petani bisa beralih ke pupuk organik yang lebih sehat dan memperbaiki kualitas tanah,” pungkas Sonny. (*)

Tombol Google News

Tags:

pupuk Eceng Gondok Polairud Polda Sumsel Sungai Musi