KETIK, SURABAYA – Indonesia saat ini tengah dilanda cuaca panas ekstrem yang terasa menyengat di hampir seluruh wilayah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi ini akan berlangsung hingga pertengahan Oktober 2025, terutama di daerah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Suhu udara yang mencapai lebih dari 35 derajat Celsius membuat masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap risiko dehidrasi dan penyakit akibat paparan panas.
Untuk menghadapi kondisi ini, Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) Kementerian Kesehatan melalui laman resminya memberikan sejumlah tips agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari dampak buruk cuaca panas, di antaranya:
- Cukupi kebutuhan air tubuh dan tidak menunggu rasa haus muncul. Karena rasa haus adalah tanda awal tubuh mulai kekurangan cairan, penting untuk minum air secara rutin agar terhindar dari dehidrasi yang dapat menurunkan konsentrasi dan stamina.
- Menghindari kontak matahari secara langsung dengan menggunakan topi bertepi lebar atau payung. Langkah ini membantu melindungi kepala dan wajah dari paparan sinar UV berlebih yang dapat menyebabkan kulit terbakar dan meningkatkan risiko heat stroke.
- Menggunakan tabir surya atau sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup pakaian. Tabir surya berfungsi sebagai pelindung kulit dari radiasi ultraviolet yang bisa menyebabkan iritasi, penuaan dini, bahkan kanker kulit bila terpapar terus-menerus.
- Apabila ingin melakukan aktivitas fisik atau olahraga, lakukan di dalam ruangan. Berolahraga di dalam ruangan membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil dan mencegah kehilangan cairan berlebihan akibat panas ekstrem di luar.
- Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan yang terparkir, baik dengan kaca terbuka maupun tertutup. Suhu di dalam mobil dapat meningkat drastis dalam waktu singkat, yang berisiko menyebabkan dehidrasi berat, heat stroke, bahkan kematian terutama bagi anak-anak dan lansia.
Panas terik seperti yang terjadi belakangan ini sangat perlu diwaspadai oleh masyarakat, terutama karena paparan suhu tinggi secara terus-menerus dapat memengaruhi kondisi tubuh. Ketika suhu udara meningkat drastis, tubuh berisiko mengalami dehidrasi, heat stroke, hingga gangguan kesehatan lain seperti pusing, kelelahan ekstrem, dan kram otot.
Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk membatasi aktivitas di luar ruangan, terutama pada jam-jam dengan paparan sinar matahari paling kuat, yakni antara pukul 10.00 hingga 16.00. Bagi mereka yang harus beraktivitas di luar, sebaiknya mengenakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, dan sunscreen untuk mengurangi risiko paparan langsung sinar matahari.
Selain itu, jika seseorang mulai merasakan gejala seperti pusing, mual, kulit terasa panas dan kering, atau denyut jantung meningkat, sebaiknya segera mencari tempat teduh dan minum air putih yang cukup. Apabila gejala tidak kunjung membaik, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar dapat memperoleh penanganan medis sedini mungkin dan mencegah kondisi menjadi lebih parah.
Tenaga medis juga mengingatkan bahwa pencegahan merupakan langkah paling efektif menghadapi cuaca ekstrem seperti sekarang. Dengan menjaga asupan cairan tubuh, mengenali tanda-tanda awal gangguan panas, serta tetap memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, masyarakat dapat melindungi diri dan keluarga dari dampak negatif cuaca panas yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. (*)