Bupati Bandung: Butuh Rp9,5 Miliar untuk 8 Langkah Strategis Tekan Banjir Dayeuhkolot

11 November 2025 16:21 11 Nov 2025 16:21

Thumbnail Bupati Bandung: Butuh Rp9,5 Miliar untuk 8 Langkah Strategis Tekan Banjir Dayeuhkolot
Bupati Bandung Dadang Supriatna saat Rakor pembahasan sinergitas pelaksanaan Program Pentahelix terkait penanganan banjir Kec Dayeuhkolot, di Gedung Pinus BBSPJIS, Jl. M Toha Dayeuhkolot, Selasa (11/11/25). (Foto:Iwa/Ketik)

KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna menargetkan penanganan banjir Dayeuhkolot yang rencananya dilakukan secara pentahelix bisa mulai running pada Januari 2026. Bupati Bandung berkomitmen akan terus berupaya menekan terus banjir Dayeuhkolot semaksimal mungkin sehingga bisa lebih cepat menuntaskannya.

Hal itu disampaikan bupati saat rapat koordinasi pembahasan sinergitas pelaksanaan Program Pentahelix terkait penanganan banjir Kecamatan Dayeuhkolot, di Gedung Pinus Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa, Jl. M Toha Kecamatan Dayeuhkolot, Selasa 11 November 2025.

Dalam rakor disepakati dan sudah ditunjuk sebagai panitia Program Pentahelix Penanganan Banjir Dayeuhkolot ini yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Untuk saat ini sampai Desember 2025 dipersiapkan terlebih dulu rencana aksi dan rencana pelaksanaan teknis dengan melibatkan pihak perusahaan dan tokoh masyarakat.

"Jadi, pemeritah daerah tinggal mengawal saja. Kita targetkan Januari 2026 sudah mulai berjalan," kata Bupati Dadang Supriatna.

Kendati dilakukan secara pentahelix, namun khusus untuk Dayeuhkolot ini masih perlu anggaran dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat.

"Dari APBD Kabupaten Bandung 2026, sendiri sudah menyiapkan anggaran Rp5 miliar untuk perbaikan dan pembangunan jembatan yaitu Jembatan Sukabirus yang membutuhkan Rp4 miliar dan Jembatan Psigaran Rp1 miliar," kata Kang DS.

Pada kesempatan itu ia pun mengingatkan kepada 30-an perusahaan yang beroperasi di wilayah Dayeuhkolot untuk tidak ego sektoral. Mereka harus memberikan kontribusi nyata demi kenyamanan wilayah operasionalnya sendiri.

"Banjir Dayeuhkolot bukan urusan pemerintah saja, tapi juga para pengusaha. Kalau upaya pentahelix penanganan banjir Dayeuhkolot ini berhasil, toh perusahaan sendiri akan menikmati. Daripada perusahaan rugi Rp1 miliar akibat bencana banjir, lebih baik memberikan kontribusi dlam penanganan banjir Dayeuhkolot ini," ungkap Kang DS.

Ia menyebut ada delapan langkah strategis yang harus dilakukan dalam penanganan banjir Dayeuhkolot ini. Antara lain normalisasi saluran drainase tepi Jalan Moh Toha yang menjadi kewenangan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat.

Kedua, normalisasi Polder Babakan Sangkuriang, kemudian pembangunan rumah pompa dan pengadaan pompa. Keempat, normalisasi Sungai Cipalasari, kemudian pengerukan saluran lingungan Bojongasih, pengerukan Conecting Drain di wilayah Bojongasing Desa Dayeuhkolot dan normalisasi saluran U-Ditch BBWS Dayeuhkolot. 

"Kedelapan kebutuhan strategis ini memerlukan biaya Rp9,5 miliar. Dari 30 perusahaan yang ada di Dayeuhkolot sudah menyatakan siap untuk membantu," ungkap Kang DS.(*)

Tombol Google News

Tags:

BUPATI BANDUNG DADANG SUPRIATNA pentahelix banjir banjir dayeuhkolot kang ds