BPIP dan DPR RI Tekankan Nilai Pancasila di Era Kecerdasan Buatan melalui Dialog Kebangsaan

17 Oktober 2025 19:14 17 Okt 2025 19:14

Thumbnail BPIP dan DPR RI Tekankan Nilai Pancasila di Era Kecerdasan Buatan melalui Dialog Kebangsaan
‎Anggota Komisi XIII DPR RI, Ahmad Basarah menyampaikan sambutan dalam Dialog Kebangsaan: Pembinaan Ideologi Pancasila di STIE Malangkucecwara Kota Malang, Jumat 17 Oktober 2025. (Foto: Dok. Panitia)

KETIK, MALANG – ‎Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Komisi XIII DPR RI menggelar Dialog Kebangsaan: Pembinaan Ideologi Pancasila di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara (ABM), Kota Malang, Jumat 17 Oktober 2025.

‎Kegiatan yang mengusung tema Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila kepada Masyarakat di Kota Malang itu dihadiri puluhan mahasiswa, dosen, serta aktivis muda.

‎Dialog tersebut mengedepankan bahasan utama yaitu menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila bagi dunia pendidikan di tengah derasnya arus digitalisasi dan kemajuan kecerdasan buatan (AI).

‎Komisi XIII DPR RI, Ahmad Basarah menyampaikan pentingnya dialog tersebut untuk memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan dan lembaga negara dalam membumikan nilai-nilai Pancasila. 

‎“Daerah pemilihan saya adalah Malang Raya, dan kampus seperti STIE ABM ini memiliki peran strategis dalam membangun karakter kebangsaan generasi muda,” katanya.

‎Basarah mengungkapkan Rancangan Undang-Undang tentang BPIP (RUU BPIP) kini telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dan sedang dibahas di Badan Legislasi DPR RI. Pihaknya berharap tahun depan RUU BPIP bisa disahkan menjadi undang-undang. 

‎"Dengan begitu, pembinaan ideologi Pancasila akan semakin kokoh dan berkelanjutan,” jelasnya.

‎Ia pun memuji STIE Malangkucecwara sebagai salah satu kampus swasta terbaik di Malang Raya dan Jawa Timur yang berhasil mengintegrasikan nilai kebangsaan dengan inovasi pendidikan. 

Menurutnya, hal itu bentuk nyata kehadiran negara di tengah masyarakat akademik bukan hanya melalui regulasi, tetapi juga lewat kolaborasi yang membangun kesadaran ideologis generasi muda.

"Di tangan generasi muda yang berkarakter, berintegritas, dan berpikir kritis, nilai-nilai kebangsaan itu diyakini akan terus hidup bahkan di ruang digital yang serba cepat dan tanpa batas," tegasnya.

‎Ketua STIE Malangkucecwara, Bunyamin, menambahkan bahwa membicarakan dunia digital dan bisnis adalah hal yang mudah, tetapi berbicara tentang Pancasila di tengah revolusi digital adalah ujian yang sesungguhnya.

‎“Topiknya sudah jelas: peranan perguruan tinggi dalam mempersiapkan generasi yang Pancasilais di era digital. Bicara digital saya percaya diri, bicara bisnis juga percaya diri, tapi bicara Pancasila ini tantangan tersendiri,” ujarnya.

‎Untuk menjawab tantangan tersebut, Bunyamin memperkenalkan konsep soft skill khas STIE ABM yang telah dikembangkan lebih dari dua dekade terakhir, yakni formula ATTITUDE akronim dari Appreciative, Time Management, Teamwork, Initiative, Thoughtfulness, Usefulness, Dedicative, dan Endless Learning. 

‎"Delapan nilai ini, katanya, merupakan turunan konkret dari nilai-nilai Pancasila yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman," urainya.

‎Dijelaskannya, nilai Teamwork mencerminkan semangat gotong royong sebagaimana Sila Kedua dan Ketiga Pancasila. Sementara Endless Learning sejalan dengan Sila Pertama yang menekankan pentingnya keimanan dan semangat mencari ilmu.

‎"Orang yang mau terus belajar biasanya memiliki niat baik. Itu sejalan dengan nilai Ketuhanan. Dalam Islam pun, belajar dianjurkan sejak lahir hingga meninggal,” jelasnya.

‎Bunyamin menegaskan konsep ATTITUDE bukan sekadar pelengkap kurikulum, tetapi sarana membentuk karakter mahasiswa yang mampu menguasai teknologi dengan bijak. 

Sebagai contoh, ia menjelaskan bagaimana Time Management dapat diterapkan melalui pemanfaatan teknologi seperti Google Calendar atau aplikasi AI serupa untuk mengatur jadwal belajar dan menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mental. 

‎“Mahasiswa tidak boleh menjadi subjek di bawah AI. Mereka harus menjadi pengendali, bukan yang dikendalikan,” tegasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

BPIP Komisi XIII DPR RI STIE Malangkucecwara Ahmad Basarah Pancasila AI ideologi kebangsaan DPR RI Pendidikan karakter Era Digital