KETIK, MALANG – Sejak tahun 1950, Soto basket selalu memberikan cita rasa legendaris yang turun menurun. Berawal pikulan, kini menjadi kuliner yang dicari banyak orang.
Dengan mempertahankan resep asli keluarga, hidangan ini menjadi makanan legendaris yang masih eksis di zaman modern.
Diberi nama Soto Basket karena dulunya berada di Jalan Agus Salim tepat di samping lapangan basket. Sang kakek berjualan keliling menggunakan pikulan dan selalu berhenti samping lapangan basket.
Karena berhenti di samping lapangan basket, akhirnya banyak dari atlet basket yang makan soto tersebut. Sehingga, dari mereka lah nama Soto Basket mulai ada dan terkenal hingga saat ini.
"Dulu kakek itu jualan keliling pakai pikulan, kemudian berhenti di samping lapangan basket dan banyak pemain basket yang makan soto ketika selesai latihan. Mereka yang memberi sebutan 'Soto Basket' itu," jelas Rahmat selaku generasi ketiga di Soto Basket.
Satu porsi soto yang nikmat dengan beberapa toping di Soto Basket. (Foto: Aliyah/Ketik.com)
Sampai saat ini, pemain basket yang dulunya menjadi langganan kakeknya Rahmat masih selalu datang untuk menikmati kuliner legendaris ini dan bernostalgia.
Berlokasi di Jalan Majapahit No.38, Kiduldalem, Kec. Klojen, Kota Malang. Soto Basket menjadi tempat sarapan dan makan siang warga lingkungan sana. Banyak orang-orang pekerja sekitar warung yang datang dan menikmati hidangan kuah kuning ini.
Warung soto ini buka dari Senin hingga Sabtu, mulai jam 07.30 hingga 15.00. Dengan harga Rp15 ribu, pengunjung sudah bisa merasakan kenyang dalam waktu yang cukup lama karena satu porsi hidangan kuah kuning ini sangat banyak.
Untuk rasa jangan diragukan, soto kuah kuning ini memiliki rasa yang sangat medok. Kuliner ini adalah sejenis soto daging Lamongan. Kuahnya sangat nikmat dang sangat terasa kaldunya, apalagi jika ditambahkan sambal dan kecap asin.
Pengunjung juga bisa menambahkan toping atau lauk yang sudah tersedia di meja. Toping tersebut adalah tempe, perkedel, dan jeroan. Akan lebih enak jika dipadukan dengan jeroan. Untuk tambah jeroan, pembeli cukup membayar Rp9.000.
Pengunjung sedang menikmati kuliner legendaris yang lezat di Soto Basket. (Foto: Aliyah/Ketik.com)
Setelah sang kakek tiada, bisnis kuliner ini turun kepada anak-anaknya. Dulunya, banyak dari soudara Rahmat yang berjualan soto legendaris ini. Namun, seiring berjalannya waktu, warung kuliner legendaris ini hanya buka di Splindid dan area Stasiun Malang.
"Dulu ada banyak, sekarang tinggal disini dan di stasiun. Dulu banyak saudara-saudara yang jual, tapi karena penerusnya tidak mau meneruskan jadi pada tutup," ungkap Rahmat.
Warung Soto Basket ini, setiap harinya ramai. Saat weekday, banyak para pekerja dan anak sekolah yang datang. Ketika weekend, banyak wisatawan yang berkunjung, ingin menikmati kuliner legendaris ini.
Rahmat berharap agar Warung Soto Basket bisa selalu eksis dan ada di era ini hingga era yang akan datang.
"Semoga warung ini bisa selalu ramai dan ada penerusnya nanti agar bisa selalu terus ada soto legendaris ini," ucap Rahmat.
Bagi para pecinta kuliner, Soto Basket bisa jadi makanan legendaris yang wajib dicoba ketika berkunjung atau berlibur ke Kota Malang.(*)
