KETIK, SURABAYA – Bayi pasangan jemaah haji asal Lumajang, Jawa Timur yang lahir prematur di Makkah diperkirakan baru bisa kembali ke Tanah Air dalam waktu satu bulan ke depan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Surabaya menyebut kepulangan bayi ini masih menunggu rekomendasi tim dokter di Arab Saudi.
"Masih menunggu kelaikan dari tim dokter. Infonya anak ini (bayi haji asal Lumajang) dipulangkan satu bulan lagi atau usianya satu bulan," terang Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Sugiyo, di Asrama Haji Surabaya pada Rabu, 2 Juli 2025.
Sugiyo menambahkan, pemerintah akan membantu penuh proses pemulangan bayi tersebut. Ia memastikan kondisi bayi saat ini sehat meskipun lahir prematur dan masih berada dalam inkubator. Sementara itu, ibunya masih dirawat di rumah sakit di Makkah, sedangkan sang ayah berada di Daker karena kloter 83 sudah bergeser ke Madinah.
Sebelumnya, jamaah haji asal Lumajang, Tristy Erlinawati, melahirkan bayi laki-laki di Rumah Sakit Bersalin Wiladah, Makkah, pada 13 Juni 2025 pukul 00.00 waktu Arab Saudi. Bayi tersebut diberi nama Nu’aim bin Fachrizal Rahmat.
Ketua PPIH Debarkasi Surabaya, Achmad Sruji Bahtiar, pada Minggu 29 Juni 2025 lalu menyampaikan syukur atas kelahiran bayi tersebut.
"Alhamdulillah proses kelahirannya lancar dan bayinya sehat. Semoga menjadi anak yang saleh," ujarnya.
Meskipun lahir prematur, Bahtiar menjelaskan bahwa kondisi kehamilan Tristy Erlinawati sebelumnya telah memenuhi syarat untuk terbang ke Tanah Suci.
"Ketika diberangkatkan, usia kehamilan jamaah itu antara 14 hingga 26 minggu. Jadi masih dalam batas aman dan dinyatakan laik terbang oleh dokter pada pemeriksaan tahap tiga," jelas Bahtiar.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya, Rosidi Roslan, menduga bahwa kelelahan selama menjalankan ibadah haji menjadi penyebab Tristy Erlinawati melahirkan prematur.
Menyikapi kejadian ini, Rosidi mengimbau kepada jamaah haji tahun depan, khususnya ibu hamil dengan usia kandungan 14-26 minggu, untuk lebih menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah haji. Ia menekankan bahwa meskipun melahirkan di Tanah Suci adalah berkah, kesehatan harus tetap menjadi prioritas utama.(*)