KETIK, PACITAN – Ika Wahyuningrum, cucu dari Soinah (92), warga Desa Bangunsari, Kecamatan Bandar, Pacitan, membantah jika rumah neneknya disebut tak layak huni.
“Sebagai anak saya keberatan sekali kalau rumah nenek saya dikatain rumahnya tidak layak huni. Bila dikatakan seperti itu kalau perlu ya tolong buatkan rumah yang lebih baik lagi,” ujar Ika melalui saluran telepon, Kamis, 25 September 2025.
Menurutnya, rumah tersebut masih cukup kokoh dan menjadi pilihan pribadi sang nenek untuk tetap tinggal di sana.
Hanya saja, ia mengakui rumah tersebut memang belum memiliki toilet permanen.
“Kalau WC, simbah itu memang masih pakai WC cemplong. Misal mau dibuatkan WC atau kamar mandi ya tidak apa-apa,” jelasnya.
Terkait informasi bahwa sang nenek hidup sebatang kara, Ika menjelaskan, hal itu merupakan keputusan pribadi Soinah.
“Tapi, jika simbah itu diajak ke rumah anaknya memang belum mau. Maunya, itu kalau beliau sudah tua baru mau,” ungkapnya.
Pun Ika memastikan kebutuhan pokok sang nenek masih tercukupi, baik dari bantuan pemerintah maupun hasil panen keluarga.
“Alhamdulillah, kalau bantuan seperti PKH itu memang dapat, BPNT juga dapat. Untuk makan sehari-hari, ibu itu masih sisa. Gabah masih banyak,” tambahnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Sosial, Khemal Pandu Pratikna, mengatakan bahwa, Soinah tercatat sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial (bansos).
Soinah mendapatkan bansos dari pemerintah, meliputi Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), serta kepesertaan jaminan kesehatan melalui BPJS PBI.
"Dengan demikian, hak-hak dasar beliau telah dijamin oleh negara,” terangnya dilansir melalui Instagram resmi Dinas Sosial Pacitan.
Ia menambahkan, anak-anaknya yang tinggal di sekitar lokasi disebut tetap memberi perhatian dan bantuan, baik untuk kebutuhan makan maupun keperluan lain.
“Kami pastikan bahwa Ibu Soinah mendapatkan bantuan sesuai haknya. Pemerintah Kabupaten Pacitan terus berkomitmen memberikan perhatian khusus kepada para lansia melalui program bantuan sosial maupun pendampingan di lapangan,” tutupnya.(*)