KETIK, GRESIK – Menjelang musim kemarau, Kecamatan Balongpanggang, Benjeng - Gresik masih dikepung banjir, Senin, 9 Juni 2025. Hal ini setelah semalam diguyur hujan deras, bahkan banjir kali ini merupakan yang terbesar selama ini.
Menurut salah satu warga, Sartika yang selama tinggal di dusun Ngablak Desa Kedungrukem Benjeng, selama 10 tahun ini belum pernah rumahnya kemasukan air ketika banjir. Tapi kali ini sudah masuk rumah meskipun tidak tinggi.
"Banjir ini sudah jadi langganan tahunan, kalau Benjeng banjir Dusun Ngablak paling dalam terendam, kini jalan desa sudah setinggi 1 meter lebih, bahkan jalan raya sudah mencapai 60 cm," papar Tika.
Sejak pukul 05.00 WIB, banjir besar melanda wilayah Balongpanggang tepian sungai Lamong, akhirnya merembet ke wilayah utara dan sampai sore sudah memasuki wilayah Benjeng.
Air yang datang perlahan dari luapan Kali Lamong berubah menjadi genangan luas yang merendam ribuan meter jalan, ratusan rumah, serta puluhan hektare lahan pertanian.
Desa demi desa pun terdampak, mulai dari Wotansari hingga Karangasemanding. Tangis haru warga menyambut pagi, bukan karena hujan, melainkan karena ladang harapan mereka mulai tenggelam satu per satu.
Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif saat meninjau lokasi banjir bersama Muspika Balongpanggang dan Relawan. (foto : Sutejo / ketik.co.id)
Menurut laporan resmi dari Kepala Trantib Kecamatan Balongpanggang, Nur Sehat, berikut kondisi yang terjadi di beberapa desa terdampak:
Desa Wotansari, Air setinggi 10–30 cm merendam 237 rumah, 25 hektare sawah, serta 4 fasilitas umum.
Desa Ngampel, 27 rumah tergenang, 4 hektare sawah ikut terdampak, dengan ketinggian air 20–40 cm.
Desa Dapet, sebanyak 137 rumah dan 15 hektare sawah terendam air setinggi hingga 40 cm.
Desa Sekarputih, 167 rumah terdampak, 23 hektare sawah, dan 2 fasilitas umum ikut terendam.
Desa Pucung, Air merambah ke 78 rumah dan 20 hektare lahan pertanian.
Desa Banjaragung, 104 rumah dan 30 hektare area pertanian tenggelam di bawah air setinggi 20–30 cm.
Desa Karangasemanding. merupakan wilayah terparah dengan 160 rumah dan 40 hektare sawah terdampak, serta jalan lingkungan yang tergenang hingga sepanjang 3.000 meter.
Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif langsung serahkan bantuan untuk masyarakat terdampak banjir luapan kali lamong. (foto : Sutejo / ketik.co.id)
Meski tidak ada korban jiwa, kerugian materil diperkirakan cukup besar. Jalan poros desa dan lingkungan rusak, dan hasil panen kemungkinan besar akan gagal total. Warga kini hanya bisa berharap air cepat surut sebelum membawa dampak kesehatan dan ekonomi yang lebih berat.
"Yang kami hadapi bukan hanya banjir, tapi juga kehilangan. Hasil panen adalah sumber kehidupan kami," ujar Warsini warga Desa Banjaragung dengan mata berkaca-kaca.
Kondisi air Kali Lamong hingga laporan ini disusun pukul 17.00 WIB terus menunjukkan peningkatan debit. Warga masih siaga, dan petugas gabungan dari berbagai instansi bersiap menghadapi segala kemungkinan terburuk.
Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif malam ini langsung meninjau lokasi Banjir yang ada di kecamatan Balongpanggang, sebagai rasa empatinya kepada seluruh warga terdampak.
Dengan mata yang menatap langsung kondisi lapangan, dr Alif menyampaikan.
kami atas nama Pemerintah Kabupaten Gresik turut prihatin dan berduka atas musibah banjir yang menimpa panjenengan sedoyo. Saya berdiri di sini bukan hanya sebagai pejabat, tapi sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat Balongpanggang. Ini bukan sekadar genangan air, tapi ujian bagi kita semua.
dr Alif menghimbau untuk anak anak dan orang tua untuk tidak keluar rumah atau mencari tempat yang aman. Selain itu ia mengingatkan pentingnya kekompakan warga serta kerja sama semua pihak dalam menghadapi situasi sulit seperti ini. (*)