KETIK, MALANG – Perumda Tirta Kanjuruhan mengambil langkah konkret untuk mengatasi krisis air bersih di empat kecamatan yang rawan kekeringan di Kabupaten Malang, yaitu Pagak, Bantur, Kalipare, dan Donomulyo. Upaya ini akan memanfaatkan Sumber Diyeng II yang terletak di Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi.
Kepala Bagian Perencanaan Perumda Tirta Kanjuruhan, Hadi Wijaya, menjelaskan bahwa Sumber Diyeng II ini akan melayani total lima kecamatan, termasuk Kepanjen yang juga masuk dalam cakupan layanan.
"Untuk pemanfaatan Sumber Diyeng II ini rencananya 5 kecamatan. Jadi, Kepanjen, Pagak, Bantur, Kalipare dan Donomulyo. Dan 4 kecamatan masuk di daerah rawan kekeringan," ujarnya, Senin, 25 Agustus 2025.
Proyek yang menelan dana APBN sebesar kurang lebih Rp60 miliar ini akan mencakup pembangunan berbagai fasilitas utama, seperti bak penampung, perpompaan, jaringan distribusi utama, dan reservoir utama.
Fokus awal pembangunan ini adalah memenuhi kebutuhan air bersih di Dusun Gampingan dan asrama SMA Taruna Nusantara. Debit air dari Sumber Diyeng II diperkirakan mencapai 240 liter per detik, yang berpotensi melayani sekitar 23 ribu sambungan rumah.
"Panjang jaringan pipa yang akan dipasang nanti mencapai 11 kilometer, berdiameter 20 inci dan 18 inci yang menuju rumah warga dan asrama. Dengan distribusi jangkaunya layanan yang diperkirakan masih lebih luas lagi," ungkapnya.
Dalam tahap pertama, Perumda Tirta Kanjuruhan akan memompa 60 liter air per detik ke tandon di Dusun Gampingan. Pembangunan fasilitas lainnya, seperti penangkap air (broncaptening) dan rumah jaga, juga akan dilakukan.
Perumda Tirta Kanjuruhan telah menyelesaikan seluruh perizinan dan pembebasan lahan, termasuk untuk area sumber mata air dan bak penampungan. Lahan tandon di Dusun Gampingan memiliki luas 1.200 meter persegi, sementara tandon di dekat SMA Taruna seluas 600 meter persegi.
Hadi menegaskan bahwa koordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat telah dilakukan secara intensif. Pihak Perumda juga akan menggelar sosialisasi lanjutan sebelum pembangunan dimulai untuk memastikan kelancaran proyek.
"Jadi semua perizinan sudah kita urusi, mulai pemanfaatan sempadan sungai ke Kementerian Pekerjaan Umum, Bina Marga mulai Kabupaten hingga nasional.
Guna tetap mempertahankan keberlangsungan sumber mata air ini, Tirta Kanjuruhan akan menggelar program penghijauan untuk pertahankan debit air.
"Termasuk konservasi, dan masyarakat akan diberi program CSR yang sesuai kebutuhan," ucap Hadi.
Proyek ini direncanakan mulai dibangun pada Oktober 2025 dan ditargetkan mulai beroperasi pada Agustus 2026. Pemanfaatan awal ditargetkan untuk 2.000 sambungan rumah pada tahun pertama. (*)