KETIK, PALEMBANG – Seorang pria berinisial MJ (40) asal Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang, harus berurusan dengan polisi unit 3 Jatarnras Polda Sumsel setelah aksinya membawa kabur tandan buah segar (TBS) dari areal perkebunan PT ELAP KKST digagalkan petugas keamanan perusahaan.
MJ tertangkap tangan saat mengemudikan mobil pikap bermuatan tumpukan sawit yang ditutupi terpal oranye. Dua rekannya memilih melompat dari kendaraan dan lari ke tengah kebun ketika pikap mereka dihentikan.
Menurut pihak perusahaan, aktivitas mencurigakan sudah terdeteksi sejak pagi. Petugas menemukan dua sepeda motor tanpa pemilik serta sisa potongan tandan sawit di area kebun.
“Pagi itu kami menerima laporan ada gerak-gerik yang tidak biasa. Saat dicek, motor ada dua, tapi orangnya tidak ada. Ternyata ada banyak potongan TBS yang baru dipanen secara ilegal,” kata Manajer Kebun PT ELAP KKST, Boy Aji Lesmana saat diwawancarai Selasa, 9 Desember 2025.
Pemantauan kemudian dilanjutkan. Sekitar pukul 13.00 WIB, laporan baru kembali masuk.
“Ada informasi pelaku beraksi lagi. Dari situ petugas melihat pikap dengan terpal oranye yang mencurigakan. Ketika dihentikan, MJ mengaku sawit itu dari kebun kami, sementara dua rekannya langsung kabur,” ujarnya.
Dari hasil penimbangan, total sawit yang diangkut mencapai sekitar 90 tandan dengan berat kurang lebih 1,3 ton. Kerugian diperkirakan mencapai Rp4 juta. Ketiga pelaku diketahui bukan pekerja perusahaan, melainkan warga sekitar yang diduga sudah sering melakukan pencurian.
Boy menambahkan bahwa kasus serupa meningkat sejak November hingga Desember.
“Dalam sehari, kerugian kami bisa sampai Rp30 juta di beberapa titik. Memang sudah sering terjadi pencurian. Kami akan koordinasi dengan pihak kepolisian supaya ini tidak terulang,” tegasnya.
MJ yang kini diamankan Subdit III Jatanras Polda Sumsel mengaku mencuri karena tekanan ekonomi.
“Untuk kebutuhan anak istri, Pak. Ini yang kedua kali. Dulu cuma sedikit, sekarang baru banyak,” ucapnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Nandang Mukmin Wijaya mengatakan pihaknya masih menunggu laporan lengkap dari penyidik.
“Nanti saya cek dan konfirmasi ke Jatanras atau Dirkrimum,” ujarnya singkat. (*)
