KETIK, NAGAN RAYA – Bencana banjir besar melanda Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, dan menyebabkan 27 desa “tenggelam” serta berdampak pada lebih dari 25 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut, delapan ribu lebih warga terpaksa mengungsi ke 29 titik pengungsian akibat kondisi rumah dan lingkungan yang tidak lagi aman.
Hal tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi yang berlangsung di Aula Kantor Bupati, Suka Makmue, Senin, 8 Desember 2025 yang dipimpin Bupati Nagan Raya, Dr TR Keumangan.
Dalam rakor itu, TR Keumangan meminta seluruh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) segera melengkapi dan menyampaikan data dampak banjir bandang yang menerjang empat kecamatan.
Bupati yang akrab disapa TRK itu menegaskan bahwa data lengkap sangat dibutuhkan untuk proses penanganan lanjutan. Menurutnya, informasi tersebut akan segera diteruskan kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat sebagai dasar penyusunan langkah pemulihan.
TRK juga menyampaikan apresiasi kepada unsur Forkopimda yang selama ini terus bekerja bersama Pemkab dalam upaya evakuasi dan bantuan cepat kepada masyarakat.
“Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada unsur Forkopimda Nagan Raya yang sejauh ini telah bahu-membahu membantu pemkab. Namun, penanganan banjir ini belum selesai. Koordinasi seperti ini sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan pascabencana,” ujar TRK.
Pelaksanaan Rakor Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Aula Kantor Bupati, Suka Makmue, Nagan Raya, Senin, 8 Desember 2025. (Foto: T. Rahmat/Ketik)
Ia menekankan bahwa pelaporan harus selesai hari itu juga, mengingat pentingnya ketepatan data untuk menentukan intervensi anggaran.
“Saya harap hari ini semua SKPK terkait segera menyampaikan laporan lengkap dampak banjir. Data tersebut akan langsung kita kirimkan ke Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat,” tegasnya.
TRK juga meminta Sekretaris Daerah mempercepat proses pengumpulan informasi. Yaitu dengan meminta data dari SKPK Terkait, selambat-lambatnya pada Senin, 8 Desember 2025 harus dapat dan segera melaporkannya.
Empat Kecamatan Dilanda Banjir Bandang: Beutong Ateuh Terparah
Banjir bandang tersebut melanda empat kecamatan: Darul Makmur, Tripa Makmur, Tadu Raya, dan Beutong Ateuh Banggalang.
Di antara semuanya, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang menjadi wilayah paling parah dengan 85 persen rumah warga dan fasilitas umum rusak berat, termasuk jembatan vital penghubung Nagan Raya–Aceh Tengah yang putus total.
Data Sementara: 25.608 Jiwa Terdampak, 3 Orang Hilang
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah, Zulkifli, memaparkan data sementara dampak banjir bandang yang telah didata pemerintah daerah. Untuk korban terdampak sebanyak 8.325 KK atau 25.608 jiwa, korban hilang 3 orang, korban meninggal dunia 1 orang.
"Sementara jumlah pengungsi mencapai 2.412 KK atau 8.059 jiwa yang tersebar di 29 titik," ungkap Zulkifli.
Selain itu, tambahnya, kerusakan fasilitas umum dan infrastruktur juga cukup besar, yaitu meliputi 29 kantor, 3 tempat ibadah, 12 dayah, 46 sekolah, dan 4 fasilitas pelayanan kesehatan. Telah didata pula 7 titik jalan dan 3 jembatan putus.
Kerugian warga turut mencakup kerusakan rumah, ternak, lahan pertanian hingga perkebunan. Kerugian harta benda ini meliputi 1.807 unit rumah, 1.815 ekor ternak, 36 hektare sawah, lahan pertanian 10 hektare, 1.975 hektare kebun, dan 2,639 hektare tambak masyarakat.
Rapat koordinasi tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Raja Sayang, jajaran Forkopimda, para Asisten Sekda, kepala SKPK, camat, dan unsur terkait lainnya. (*)
