133 Ribu Keluarga Berisiko Stunting, Pemkab Bandung Minta Kader TPK Bergerak Cepat

30 September 2025 17:02 30 Sep 2025 17:02

Thumbnail 133 Ribu Keluarga Berisiko Stunting, Pemkab Bandung Minta Kader TPK Bergerak Cepat
Kadis DALDUKPPA Kab Bandung MHairun saat monev Kader TPK di Desa Margamekar, Kec Pangalengan, Kab Bandung, Selasa (30/9/25). (Foto:Iwa/Ketik)

KETIK, BANDUNG – Pemkab Bandung terus mendorong upaya pencegahan stunting. Salah satunya lewat penguatan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap kecamatan.

Kegiatan monitoring, evaluasi dan pembinaan Kader TPK kali ini digelar di Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa (30/9/2025).

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DALDUKPPA) Kabupaten Bandung, Muhamad Hairun mengatakan TPK menjadi garda terdepan dalam pendampingan keluarga, khususnya ibu hamil, ibu nifas, dan balita.

Menurut Hairun, monitoring ini tidak hanya sekadar mengevaluasi kinerja TPK, tetapi juga melihat sejauh mana hasil dari program pencegahan stunting di lapangan.

“Dari data yang kita punya, ada sekitar 133 ribu keluarga berisiko stunting di Kabupaten Bandung. Kalau tidak ditangani, mereka bisa melahirkan anak-anak stunting. Makanya TPK harus bergerak cepat,” jelasnya.

Stunting Turun di Pangalengan

Hairun menyebut Kecamatan Pangalengan menjadi contoh nyata penurunan stunting. Dalam enam bulan terakhir, angka kasus berhasil ditekan cukup signifikan.

“Awalnya di Pangalengan ada 2.700 kasus stunting, turun jadi 2.400 pada tahun 2024, Sekarang tahun 2025 sudah di kisaran 1.200 sampai 1.600 kasus. Ini salah satu bukti pendampingan TPK efektif,” ungkapnya.

Hairun mendandaskan keberhasilan Pangalengan bahkan dijadikan pilot project program penurunan stunting di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya peran TPK yang terdiri dari kader PKK, kader KB, dan tenaga kesehatan. Mereka diminta lebih intensif mendampingi ibu hamil dan ibu nifas.

“Kalau dibiarkan tanpa pendampingan, risiko kematian ibu dan bayi bisa meningkat. Angka kematian ibu dan bayi kita masih cukup tinggi, dan angka stunting tidak turun. Jadi, TPK harus hadir,” tegasnya.

Sebagai bentuk dukungan, Pemkab Bandung juga memberikan bantuan kepada 300 kader TPK di wilayah Kecamatan Pangalengan.

“Stunting bukan hanya soal gizi, tapi juga soal perhatian dan pendampingan. Kalau ibu hamil dan balita didampingi dengan baik, insyaallah generasi kita lebih sehat,” ucap Hairun.(*)

Tombol Google News

Tags:

Stunting TPK daldukppa pendamping keluarga keluarga PEMKAB BANDUNG