Tanpa PR, Pelajar Surabaya Dibentuk Jadi Generasi Berkarakter dan Disiplin

11 Juni 2025 16:55 11 Jun 2025 16:55

Thumbnail Tanpa PR, Pelajar Surabaya Dibentuk Jadi Generasi Berkarakter dan Disiplin
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat melakukan sidak di SDN Kaliasin 1. (Foto: Husni/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menerapkan aturan khusus bagi pelajar SD dan SMP sejak tahun 2022 lalu. Salah satu aturan yang menjadi sorotan adalah pelarangan pemberian pekerjaan rumah (PR) usai mengikuti pembelajaran di sekolah.

Selain itu, juga ada aturan yang diterapkan meliputi jam masuk sekolah yang dimulai pada pukul 07.30 hingga 11.30. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan tujuan dari aturan tersebut adalah untuk membentuk karakter dan minat anak.

Usai mengikuti pembelajaran di sekolah pukul 11.30 para murid akan melanjutkan pendidikan karakter dan kebangsaan. Hal tersebut meliputi minat dan bakat anak, karena bagi Eri Cahyadi pendidikan tidak hanya sekedar aspek akademik, tetapi juga harus memperhatikan karakter anak itu sendiri.

"Setelah dhuhur itu kita membentuk yang namanya sekolah kebangsaan dan kebangsaan dan bakat minat. Karena itu teman-teman kalau lihat di atas atau jam di atas jam 12.00 setelah salat zuhur maka tidak ada lagi pembelajaran," jelas Eri kepada Ketik, Rabu, 11 Juni 2025.

Selain itu terkait pelarangan pemberian PR kepada murid sekolah Eri menyebut hal itu bertujuan agar anak anak memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan keluarga, masyarakat dan teman temannya.

Menurutnya, pemberian PR tidak efektif untuk dikerjakan di rumah. Oleh sebab itu hal hal yang berkaitan dengan pendidikan akademik lebih baik dilakukan saat jam pelajaran sekolah yakni antara pukul 07.30 hingga 11.30. 

"Tidak ada lagi PR yang dibeban karena apa saya ingin arek-arek Surabaya banyak berinteraksi dengan keluarga, banyak berinteraksi dengan masyarakat," tambahnya.

Politisi PDIP ini menuturkan dengan penerapan aturan tersebut akan membentuk karakter anak menjadi lebih baik. Dirinya menyadari pendidikan anak tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga di lingkungan tempat tinggalnya. Oleh sebab itu dengan aturan ini para murid bisa memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

"Yang saya minta adalah ketika sampai rumah mereka berinteraksi dengan keluarga, berinteraksi dengan warga kampung sehingga dia bisa lebih sempurna ketika menjalani kehidupan nanti," paparnya.

Dengan adanya aturan ini anak-anak juga akan terbiasa hidup secara teratur. Dimana mereka harus tidur tepat waktu karena pagi hari harus memulai kegiatan di sekolah.

Setelah itu siang hari dilanjutkan dengan pendidikan karakter dan kebangsaan. Tidak lupa pulang dari sekolah para murid akan berinteraksi dengan keluarga, bimbingan dari orang tua juga diperlukan agar anak dapat memiliki karakter yang baik dan santun.

"Yang saya harapkan itu anak Surabaya menjadi anak yang disiplin. Karena itu pada waktu itu saya punya kebijakan masuknya 07.30. Setelah itu dilanjutkan kegiatan yang lain," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pendidikan Karakter PR kebangsaan sekolah Eri Cahyadi