KETIK, CILACAP – Sungai Kalipancar Malang di Desa Dondong, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap selesai dinormalisasi oleh pihak BBWS.
Adapun upaya normalisasi ini dilakukan guna mencegah banjir yang kerap terjadi akibat luapan sungai di wilayah tersebut. Sementara dampak dari banjir gagalnnya panen hingga hektaran sawah petani.
Dengan dinormalisasinya sungai Kalipancar Malang, warga pun kini bisa bernafas lega dan tak lagi khawatir sawah dan daerah tempat tinggalnya kebanjiran.
Sebagai ungkapan rasa syukur, puluhan warga desa Dondong yang tinggal di sekitar sungai, bersama Kepala Desa dalam kesempatan itu, mengadakan tasyakuran.
Tasyakuran dilakukan sederhana, namun bermakna bagi warga sekitar. Tampak Kepala Desa barbaur bersama warga di sekitar sungai, Jumat 1 Agustus 2025 pagi. Mereka makan nasi tumpeng dan doa bersama.
"Hari ini slametan, syukuran juga boleh, jadi rasa syukur warga kepada Allah SWT, bahwa sungai kalipancar malang miliknya BBWS, baru saja selesai dinormalisasi di bulan Juni 2025 ini," ujar Kepala Desa Dondong, Suratman.
Kepala Desa Dondong Suratman, saat dilaksanakan pengerukan sungai Kalipancar Malang bulan Juni 2025. (Foto: Nani Eko/Ketik)
Suratman mengaku warga, khususnya para petani merasa bahagia lantaran sungai tersebut telah dinormalisasi.
"Awalnya sudah 10 tahun lebih sungai ini mengalami pendangkalan sendimen, kemudian saya bersama teman-teman di pemerintahan desa mengajukan usulan normalisasi sungai ke BBWS Serayu Opak, Kementerian, alhamdulillah direalisasi. Sungai ini luasannya 17 meter," ungkapnya.
Ia menambahkan, sungai ini telah ditinjau sebelumnya oleh pihak-pihak terkait sebelum akhirnya dinormalisasi.
"Tahun 2020 sungai ini pernah dikunjungi oleh pemerintah tapi amleng, nah kemarin di bulan Juni saya melanjutkan usulan lagi ke BBWS yang ada di Sempor, Gombong dan alhamdulillah dilanjutkan sampai ke tingkat pusat sehingga dalam waktu singkat, tidak diduga-duga sungai dinormalisasi di bulan Juli," terang Suratman.
Kades Suratman menyampaikan, sebelum sungai dinormalisasi, luasannya terlihat memprihatinkan yakni hanya tinggal 1,5 meter.
"Alhamdulillah setelah dinormalisasi ini kembali lagi bentangan sungai 10 meter, tanggul kanan kiri 3,5 meter berarti 17 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter, dan air sudah mengalir dengan baik, sempurna petani senang," paparnya.
"Sungai ini setelah dikeruk bisa dilihat kiri kanan tanggulnya sudah lumayan besar ya dan insyaallah kokoh. Dan himbauan dari pemerintah untuk tidak ditanami apa-apa, kecuali nanti ada rumput yang memang manfaat, tidak mengganggu tanggul," tandas Suratman.
Menyikapi hal itu, Kades Dondong bersama warga sekitar lalu menanam rumput sepanjang tanggul sungai. Adapun rumput yang ditanam ini jenis arachis pintoi, berasal dari Brazil, Amerika.
"Semoga ini bermanfaat karena rumput ini cocok dan bagus sekali untuk pakan kambing. Dan kalau rumput ini tumbuh subur, silahkan itu dimanfaatkan, yang punya kambing silahkan ambil," kata Suratman.
"Dan yang tidak boleh ditanami itu tanaman keras seperti kayu-kayuan pohon kelapa, pohon pisang karena selama ini tertutup oleh pohon-pohon ini, sehingga ini yang menyebabkan pendangkalan dan sungai menjadi terganggu, banjirnya juga lebih mudah karena terhalang oleh banyaknya sampah-sampah kayu keras atau pohon pisang yang berserakan di sungai," lanjutnya.
Diharapkan melalui normalisasi sungai yang sudah dilakukan ini berdampak positif baik bagi lingkungan maupun petani di sekitar. "Mudah-mudahan petani mendapatkan hasil produksi pertanian yang lebih, tambah banyak dan melimpah. Sehingga petani semakin makmur," ucap Suratman.
"Terima kasih tentunya kepada Kementerian PUPR, khususnya BBWS Serayu Opak Das Serayu Kaliopancar Malang Desa Dondong, Kecamatan Kesugihan," lanjutnya.
Tak lupa Kades Dondong yang akrab disapa Ratman ini juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada dinas-dinas terkait baik itu Dinas Pertanian, PSDA Kabupaten, juga kepada Bupati Cilacap dan Camat Kesugihan.
"Terima kasih juga kepada seluruh petani yang telah mendoakan, dan alhamdulillah sudah tercapai harapannya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT PSDA Maos, Aris Marzuki menyampaikan, sungai Kalipancar Malang yang dinormalisasi ini merupakan saluran pembuang di Desa Dondong, Kecamatan Kesugihan.
"Sungai ini panjangnya sampai 6 kilometer, dan baru tertangani sekitar 1,2 kilometer. Nanti kita usulkan kembali lewat BBWS Serayu Opak untuk tahap selanjutnya di tahun berikutnya," ujarnya.
Aris menambahkan, normalisasi sungai ini menelan anggaran kurang lebih 200 juta. Dan untuk pelaksanaannya sekitar satu bulan.
"Harapannya petani disini bisa menjalankan aktivitas sehari-hari untuk mengolah sawah, tidak kebobolan lagi, kemudian saluran air pembuangan ini mengalir lancar," katanya.
"Dan kami pesan juga untuk para petani disini supaya bisa menjaga kebutuhan air ataupun kondisi saluran pembuang ini biar tetap terjaga, ya tidak membuang sampah sembarangan," imbuh Aris.
Disamping itu, Aris juga meminta petani sekitar untuk bisa menjaga kekuatan tanggul. "Jadi untuk pencangkulan batas-batas di kaki tanggul ini supaya saling menjaga antar petani," pungkasnya. (*)