KETIK, SURABAYA – Tatapan tajam, gaya apa adanya, dan bicara ceplas-ceplos khas Surabaya merupakan personifikasi seorang Uston Nawawi. Mantan pemain sepak bola sekaligus salah satu legenda Persebaya.
Di tengah pasang surut performa Bajul Ijo di kompetisi sepak bola tertinggi Indonesia, Uston ternyata mempunyai peran penting di pinggir lapangan hingga ke membangun pondasi tim.
Pria kelahiran 6 September 1978 ini menjadi jembatan penghubung ke pelatih Persebaya, seperti memberikan laporan latihan, program apa saja yang diberikan kepada pemain, dan lain sebagainya.
Uston kali pertama menjabat sebagai karekater pada saat Aji Santoso mengakhiri kerja sama dengan Bajul Ijo musim 2023 yang kemudian dilanjutkan Josep Gombau.
Peran sebagai penghubung tak sampai di situ, tugasnya kembali diemban pada saat Josep Gombau hengkang dari Bajul Ijo. Tugas sebagai karetaker ia lanjutkan pada transisi pergantian pelatih Eduardo Perez Moran ke Bernardo Tavarez.
"Pada saat masa transisi ini saya dituntut mempersiapkan kedatangan beliau, agar nanti begitu datang langsung connect dengan tim. Saya kira beliau pelatih sudah berpengalaman. Jadi saya kira di pertandingan-pertandingan sebelumnya pasti beliau juga melihat laga Persebaya," jelasnya.
Ia menjelaskan, pelatih baru Persebaya itu belum datang. Bernardo Tavarez, rencananya tiba di Surabaya pada awal Januari 2026 mendatang. Selama itu, ia bakal melakukan tugasnya sebagai asisten pelatih.
"Yang pasti kami staf, pelatih mendapat tugas dari manajemen di pertandingan ini (lawan Persijap). Secara verbal kami belum ada komunikasi," lanjutnya.
Sebagai informasi, Persebaya baru saja pecah telur setelah lima pertandingan imbang. Bajul Ijo menang telak 4-0 melawan Persijap pada laga tunda pekan ke-8 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya pada Minggu, 28 Desember 2025.
Kendati berhasil memetik tiga poin, ia tetap melakukan evaluasi kepada pemainnya. Hal ini perlu, terlebih liga libur sejenak untuk merayakan Tahun Baru 2026. (*)
