KETIK, KEDIRI – Rombongan warga dari Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur belajar langsung salah satu komoditas unggulan Kota Kediri yakni tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul.
Mereka belajar ke kampung tenun untuk memperkaya literasi pengembangan motif lokal.
Rombongan yang terdiri warga maupun pengrajin tenun itu tertarik datang ke Kediri setelah sebelumnya mengikuti pelatihan pembuatan tenun di wilayahnya.
Mereka yang difasilitasi oleh kolaborasi Pemerintah Kabupaten Kutai Timur serta Fascreeya Indonesia itu akan belajar dan tinggal langsung di kawasan kampung tenun selama sekitar 10 hari ke depan di Tenun Bandoel, salah satu pengrajin yang ada di Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul.
Ketua Dekranasda Kutai Timur Siti Robiah Ardiansyah yang diwakili oleh Sekretaris Dekranasda Kutai Timur, Sri Yuniasih mengatakan, dengan belajar langsung di pusat tenun Kediri itu pihaknya berharap peserta rombongan bisa mempelajari lebih matang keterampilan menenun.
“Mereka dikirim ke sini agar bisa belajar secara langsung lalu nantinya agar bisa membuat tenun sendiri di Kutai Timur,” ujar Sri Yuniasih di Kediri, Rabu 5 November.
Kebetulan, kata Yuniasih, bidang tenun di Kutai Timur termasuk bidang yang tengah didorong pengembangannya agar tercapai motif khusus asli Kutai Timur. Selain menambah literasi pengembangan motif lokal, juga memperdalam ilmu menenun.
“Kita ke sini untuk memperdalam pengetahuan. Dari sini juga jadi tahu bahwa di sini proses menenun lebih simpel daripada yang kami punyai sehingga menghemat waktu,” kata salah satu anggota rombongan, Yohane menambahkan.
Pendiri Fascreeya Indonesia Anas Maghfur mengatakan, Fascreeya adalah organisasi sosial yang bergerak di bidang fashion dan kriya diantaranya adalah pengembangan wastra. Sebelumnya pihaknya telah bekerjasama dengan Dekranasda Kutai Timur untuk pengembangan tenun itu dengan sejumlah pelatihan.
“Nah rombongan yang ikut ke Kediri itu adalah peserta pelatihan yang kami gelar dengan Dekranasda Kutai Timur. Ke Kediri ini konteksnya untuk praktiknya. Makanya jauh-jauh datang ke sini supaya bisa praktik,” ujar Anas yang juga pemilik brand fashion Aemtobe ini.
Ketua Koperasi Pengrajin Tenun Ikat Bandar Kidul, Erwin Wahyu Nugroho, mengatakan, pihaknya menyambut baik kedatangan rombongan tersebut. Pembelajaran nantinya akan ditekankan pada teknik pembuatan tenun ikat maupun prosesnya.
“Pada intinya adalah pembelajaran tenun ikat itu. Jadi nanti akan ada pendamping yang menemani mereka belajar,” ujar Erwin.
Erwin menyampaikan rasa terima kasihnya dengan kedatangan rombongan para peserta pembelajaran tenun ikat itu. Dirinya juga berharap kerja sama terus terjalin selamanya.
“Dulu saya pernah jadi pemateri di Kutai Timur sana, sekarang mereka yang kesini untuk praktik. Semoga nantinya berkelanjutan,” pungkas Erwin. (*)
