KETIK, BONDOWOSO – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Bondowoso memperingati hari lahir (Harlah) ke-27 dengan penuh semarak di kantor DPC PKB setempat pada Senin malam, 21 Juli 2025. Kegiatan ini tidak sekadar menjadi perayaan internal partai, melainkan juga ajang konsolidasi, silaturahmi, dan refleksi atas perjalanan panjang PKB sejak didirikan tahun 1998.
Harlah PKB kali ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting daerah, termasuk Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid, Wakil Bupati As’ad Yahya Syafi’i, sejumlah ulama, serta tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Seluruh struktur partai turut hadir, mulai dari jajaran DPC, Pengurus Anak Cabang (PAC), hingga para anggota fraksi PKB di DPRD Bondowoso.
Dalam sambutannya, Bupati Abdul Hamid Wahid menyampaikan penghargaan atas kontribusi PKB terhadap pembangunan di Bondowoso. Menurutnya, PKB telah menunjukkan kematangan politik di usia 27 tahun dan mampu berperan sebagai mitra strategis pemerintah.
“Di usia ke-27 ini, PKB sudah berada di fase matang. Ini adalah momentum untuk terus memperkuat peran serta kontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat,” ujar Bupati Ra Hamid.
Ia juga menekankan bahwa hubungan antara PKB dan pemerintah daerah selama ini terjalin baik dan sinergis. PKB dinilai berperan besar dalam menjembatani komunikasi antara legislatif dan eksekutif, terutama dalam mewujudkan kebijakan yang berpihak pada kepentingan masyarakat.
Sementara itu, Ketua DPC PKB Bondowoso, H. Ahmad Dhafir, menggarisbawahi bahwa Harlah tahun ini adalah saat yang tepat untuk kembali merenungkan nilai-nilai dasar pendirian PKB yang bersumber dari aspirasi warga Nahdlatul Ulama (NU).
"PKB adalah manifestasi dari keinginan warga NU agar NU memiliki wadah perjuangan politik. Maka dari itu, PKB lahir dari NU, tapi terbuka bagi siapa saja yang ingin membangun bangsa," tegas Ahmad Dhafir.
Ia juga mengingatkan bahwa PKB memiliki tanggung jawab politik dan moral pasca Pilkada 2024, di mana partai ini mengusung pasangan Rahmad (Ra Hamid-Ra As’ad) yang kini menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati.
"Komitmen kita bukan hanya memenangkan pemilu. Kita juga bertanggung jawab untuk mengawal, mengawasi, dan memastikan jalannya pemerintahan berjalan sesuai amanat rakyat," ujarnya.
Ahmad Dhafir juga menyampaikan bahwa sebagai bagian dari penguatan spiritual dan menjaga kedekatan dengan para kiai, Fraksi PKB telah melakukan kunjungan ke 32 pondok pesantren di berbagai wilayah Bondowoso.
Langkah ini, menurutnya, menegaskan bahwa PKB tetap berakar kuat pada nilai-nilai pesantren dan ajaran ulama, meskipun tidak semua pondok tersebut secara politik berafiliasi langsung dengan PKB.
"Pesantren adalah sumber kekuatan moral kami. Bagi kami, politik adalah bagian dari perjuangan spiritual yang tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai keislaman dan kebangsaan," tutur Ahmad Dhafir.
Acara peringatan Harlah ditutup dengan doa bersama dan renungan atas perjalanan PKB selama lebih dari dua dekade. Meski bersifat seremonial, suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh semangat solidaritas di antara kader dan simpatisan yang hadir.
DPC PKB Bondowoso menegaskan kembali komitmennya untuk terus menjadi pengawal aspirasi rakyat, penjaga nilai-nilai luhur NU, serta mitra pemerintah dalam membangun pemerintahan yang bersih, transparan, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas. (*)