Pentahelix Tekan Stunting, Kemendukbangga/BKKBN Rangkul PWNU Jabar

19 November 2025 15:26 19 Nov 2025 15:26

Thumbnail Pentahelix Tekan Stunting, Kemendukbangga/BKKBN Rangkul PWNU Jabar
Kaper Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi saat, Sosialisasi 1.000 HPK di Lingkungan Pesantren, di Hotel Mitra Kota Bandung, Kamis (19/11/25).(Foto:BKKBN)

KETIK, BANDUNG – Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi menyatakan, pesantren memiliki basis komunitas yang kuat sehingga efektif untuk memperluas edukasi keluarga.

Hal itu diungkapkannya saat Sosialisasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Lingkungan Pesantren bekerjasama dengan Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat (PWNU Jabar), di Hotel Mitra Kota Bandung, Kamis (19/11/2025) .

“Kita melakukan sosialisasi 1.000 HPK di kalangan pesantren, karena NU dan lembaga pendidikannya merupakan basis yang sangat strategis,” terang Dadi.

Kegiatan sosialisai Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) PWNU Jabar yang juga bekerjasana dengan BAZNAS Jawa Barat ini menargetkan penguatan pemahaman 1.000 HPK di kalangan agamawan, santri, ustaz, dan keluarga pesantren. 

Pada kesempatan itu Kaper Dadi menyebutkan, angka stunting Jawa Barat saat ini masih berada di 15,9%, dan penanganannya membutuhkan kolaborasi lintas sektor.

“Menurunkan satu persen saja butuh effort besar dan kolaborasi luar biasa. Ini bukan hanya tugas Kemendukbangga/BKKBN, tapi juga akademisi, CSR, media, dan terutama tokoh agama,” kata Dadi.

Terkait tantangan, ia mengungkapkan akses masuk ke pesantren masih terbatas bagi kader di lapangan. “Kader-kader kami biasanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum. Untuk masuk ke pesantren memang tidak mudah, sehingga kerja sama dengan NU sangat penting,” ungkap Dadi.

Smentara Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jabar KH Lukman Hakim mengapresiasi komitmen kuat Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jabar dalam membangun keluarga qur’an. Sejak tiga periode berada di PWNU Jabar, kata kiai, baru kali ini ia melihat kolaborasi yang begitu serius dan terarah.

“Selama tiga periode saya di kepengurusan PWNU Jabar, baru BKKBN Jabar saat ini yang punya komitmen kuat untuk membangun keluarga qur’ani,” ungkap KH Lukman.

Kiai Lukman juga menegaskan pentingnya kolaborasi Kemendukbangga/BKKBN dan pesantren dalam memperkuat ketahanan keluarga. Ia mengutip pandangan antropolog mengenai asal mula peradaban bangsa.

“Peradaban bangsa itu bermula dari keluarga. Dan hari ini, pihak yang diberi otoritas negara untuk mengurus keluarga adalah Kemendukbangga/BKKBN,” kata kiai.

Sehingga menurutnya, jika Indonesia ingin maju, maka penguatan keluarga yang digerakkan oleh Kemendukbangga/BKKBN adalah kunci strategis.

“Maju tidaknya Indonesia itu seakan-akan tergantung BKKBN-nya,” tandasnya. Ia pun menekankan pentingnya peran lembaga tersebut dalam membangun kualitas generasi.

Untuk itu pihaknya mengajak seluruh agamawan, khususnya NU untuk mengambil peran lebih aktif karena organisasi ini memiliki basis hingga tingkat akar rumput.

“NU punya garis sampai grassroot. Kami bisa memberikan layanan edukasi bagi calon pengantin. Mereka bisa diberikan pemahaman apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menikah,” jelasnya.

Seminar ini juga diisi panel materi dari Ketua Tim Kerja KBKR Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Barat, Wakil Ketua Baznas Jawa Barat, dan Ketua PW JQH NU Jawa Barat. 

Diharapkan melalui kegiatan bertema “Ketahanan Keluarga Qur’ani: Membangun Generasi Sehat, Mandiri, dan Berdaya di Era Modern” ini mampu melahirkan Gerakan Keluarga Qur’ani Jawa Barat yang menjadi pilar ketahanan sosial masyarakat. Sinergi pemerintah dan ormas Islam dalam kegiatan ini mendapat apresiasi peserta sebagai model kolaborasi yang perlu diperluas.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi pemantik gerakan Keluarga Qur’ani di seluruh Jawa Barat. Jika keluarga kuat, bangsa kuat,” tandas Cecep, Ketua PW JQH NU Jabar.(*)

 

Tombol Google News

Tags:

PWNU pwnu jabar BKKBN Kemendukbangga Stunting petahelix