KETIK, SITUBONDO – Polres Situbondo menggandeng organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam untuk menjaga dan mengamankan pelaksanaan ibadah Natal 2025 di sejumlah gereja di Kabupaten Situbondo Jawa Timur, Minggu 21 Desember 2025.
Langkah ini menjadi wujud nyata toleransi beragama serta komitmen Polri dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada umat Kristiani yang sedang menjalankan ibadah.
Pengamanan tersebut dilakukan oleh Samapta Polres Situbondo melalui Satgas Preventif Operasi Lilin Semeru 2025, dengan melaksanakan sterilisasi gereja menjelang pelaksanaan ibadah Natal. Sterilisasi ini dilakukan di dua gereja, yakni Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) di Jalan A. Yani Situbondo dan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Jalan Basuki Rahmat Situbondo.
Kegiatan ini melibatkan personel kepolisian bersama anggota Banser sebagai bentuk sinergi elemen masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban bersama. “Sterilisasi gereja merupakan bagian dari upaya preventif Polri untuk memastikan seluruh rangkaian ibadah Natal berjalan aman, nyaman dan kondusif,” jelas Kapolres Situbondo melalui Kasat Samapta Polres Situbondo selaku Kasatgas Preventif Operasi Lilin Semeru 2025, Iptu H. Rachman Fadli Kurniawan, S.H., M.M.
Lebih lanjut, Iptu H. Rachman mengatakan, sterilisasi ini dilakukan untuk memastikan tidak ada benda berbahaya atau mencurigakan di area gereja. Ini sebagai bentuk pelayanan Polri agar para jemaat dapat beribadah dengan tenang dan khusyuk. “Keterlibatan Banser dalam kegiatan tersebut mencerminkan kuatnya nilai toleransi dan kebersamaan antarumat beragama di Kabupaten Situbondo,” ujarnya.
Sinergi dengan ormas Islam, sambung Iptu H. Rachman, seperti Banser menjadi simbol persatuan dan toleransi. Karena, pengamanan ibadah bukan hanya tugas Polri, tetapi tanggung jawab bersama untuk menjaga kerukunan.
“Operasi Lilin Semeru 2025 ini digelar untuk mengamankan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, dengan fokus pada upaya preventif, pelayanan humanis, serta kolaborasi lintas instansi dan elemen masyarakat,” pungkas Iptu H. Rachman. (*)
