KETIK, LOMBOK TENGAH – Jelang ajang MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 pada 3–5 Oktober, persiapan teknis terus dilakukan MGPA sebagai pihak penyelenggara di Mandalika International Circuit.
Salah satu pekerjaan penting yang dilakukan adalah proses patching aspal atau perbaikan permukaan lintasan. Proses ini dilakukan untuk memastikan kualitas trek tetap prima dan sesuai standar balap internasional.
Proses ini dipimpin oleh Muhammad Awallutfi Andhika Putra, Track, Race, Electronic, and Motorsport Manager MGPA, yang juga bertugas sebagai Clerk of the Course atau pimpinan lomba pada ajang MotoGP.
Pada Selasa (23/9/2025), Andhika menjelaskan secara detail tentang metode perawatan aspal yang mereka sebut sebagai magic patching sebuah teknik khusus yang telah diakui para ahli internasional dan digunakan sejak awal penyelenggaraan MotoGP di Mandalika tahun 2022.
Latar Belakang Perawatan Lintasan
Selama satu tahun kalender balap, lintasan Mandalika kerap digunakan untuk berbagai ajang, baik internasional maupun nasional. Intensitas pemakaian yang tinggi, ditambah insiden atau kecelakaan balap, tidak jarang menimbulkan goresan, retakan, atau kerusakan kecil pada permukaan aspal.
Menurut Awallutfi Andhika, kondisi ini merupakan tantangan sekaligus tanggung jawab penting bagi tim pengelola sirkuit. “Setiap accident atau insiden balapan pasti melukai permukaan lintasan. Karena itu, perawatan berkala seperti patching ini menjadi bentuk komitmen kami untuk memastikan kualitas aspal selalu prima ketika MotoGP berlangsung,” ujarnya.
Tahapan Proses Patching
Proses patching di Sirkuit Mandalika tidak dilakukan secara sembarangan. Ada tahapan sistematis yang mengacu pada standar internasional, serupa dengan metode yang digunakan saat konstruksi sirkuit pertama kali. Berikut langkah-langkah yang dijelaskan Awallutfi Andhika:
Proses patching aspal sirkuit Mandalika jelang gelarang MotoGP Indonesia 2025 pada 3-5 Oktober mendatang, 23 September 2025. (Foto: MGPA)
1. Pendataan Kerusakan
Tim terlebih dahulu melakukan survei menyeluruh untuk mencatat jumlah goresan, luka, atau keretakan yang ada di lintasan. Data ini menjadi dasar pekerjaan perbaikan.
2. Pembersihan Area
Bagian aspal yang rusak dibersihkan secara detail agar tidak ada sisa kotoran atau partikel yang bisa mengganggu proses tambalan.
3. Perekat dengan Tekot
Setelah bersih, permukaan tersebut diberi lapisan tekot sebagai perekat umum yang berfungsi menahan campuran bitumen dan agregat agar merekat kuat.
4. Pengisian Bitumen dan Agregat
Campuran bitumen dan agregat yang sudah disiapkan sebelumnya dimasukkan ke area kerusakan. Komposisi campuran ini dibuat sesuai standar agar kualitasnya sama dengan aspal asli lintasan.
5. Compaction (Pemadatan)
Proses pemadatan dilakukan menggunakan mulet atau hammer. Langkah ini bertujuan agar tambalan benar-benar padat, rata, dan menyatu dengan aspal di sekitarnya.
6. Finishing dengan Abu Batu
Untuk menyamakan tekstur permukaan, taburan abu batu diberikan di atas area yang sudah ditambal. Hal ini membuat hasil tambalan menyatu dengan aspal lama, sehingga tidak terasa perbedaan tekstur saat dilintasi motor berkecepatan tinggi.
Metode magic patching bukanlah sekadar perbaikan biasa. Menurut Awallutfi Andhika teknik ini sudah menjadi standar dalam pekerjaan jalan raya, dan di Mandalika dikembangkan lebih jauh agar sesuai dengan kebutuhan balap dunia.
Sejak diterapkan pada 2022, metode ini mendapat pengakuan dari FIM Safety Officer maupun para pembalap internasional. Mereka menilai bahwa lintasan Mandalika selalu memiliki grip yang konsisten serta bebas dari goresan-goresan berbahaya. Hal ini tentu memberikan rasa aman bagi pembalap sekaligus menjaga reputasi Mandalika sebagai salah satu sirkuit terbaik di kalender MotoGP.
“Dari tahun ke tahun, komentar yang kami terima sangat positif. Permukaan aspal Mandalika tetap prima dan konsisten karena kami rutin melakukan perawatan. Ini menjadi bukti bahwa kami tidak hanya fokus pada event, tetapi juga pada kualitas lintasan jangka panjang,” ungkap Awallutfi Andhika.
Pentingnya Maintenance Sirkuit bagi MotoGP
Lintasan balap MotoGP menuntut kualitas aspal yang nyaris sempurna. Kecepatan tinggi, manuver ekstrem, serta kondisi cuaca tropis di Mandalika menambah tantangan bagi pengelola. Tanpa perawatan rutin seperti patching, kerusakan kecil bisa berisiko besar bagi keselamatan pembalap.
Proses patching yang dilakukan menjelang MotoGP 2025 menjadi bagian dari rangkaian persiapan teknis yang menyeluruh. Selain menjaga keamanan, langkah ini juga memastikan pengalaman menonton tetap maksimal, karena balapan berlangsung mulus tanpa gangguan teknis dari lintasan.
Patching aspal di Sirkuit Mandalika adalah bukti keseriusan MGPA dalam menjaga kualitas lintasan balap kelas dunia. Melalui metode magic patching yang teruji dan diakui internasional, Mandalika sekali lagi menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan MotoGP yang aman, profesional, dan sesuai standar global.
Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, menegaskan bahwa perawatan lintasan, termasuk patching aspal, merupakan elemen vital dalam kesiapan Mandalika menyambut MotoGP 2025.
“Aspal adalah jiwa dari sebuah sirkuit. Kami di MGPA selalu memastikan bahwa lintasan Mandalika berada dalam kondisi terbaik, karena di sinilah keselamatan pembalap dan kualitas balapan dipertaruhkan. Patching aspal adalah bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan event kelas dunia,” ujar Priandhi Satria.
Priandhi Satria menambahkan bahwa MGPA tidak hanya menunggu hingga terjadi kerusakan besar, tetapi rutin melakukan pemeliharaan agar standar internasional tetap terjaga.
“Kami tidak bisa main-main dengan lintasan. Sedikit saja kerusakan bisa berpengaruh besar pada balapan. Karena itu, patching dilakukan dengan standar ketat, diawasi langsung oleh tim teknis, dan disesuaikan dengan masukan FIM. Hasilnya, Mandalika selalu mendapatkan apresiasi positif dari FIM, Dorna Sport, pembalap maupun tim MotoGP,” pungkas Priandhi Satria.
Dengan perawatan rutin dan detail seperti ini, Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 bukan hanya siap menjadi tontonan spektakuler, tetapi juga menegaskan posisi Mandalika sebagai sirkuit kebanggaan Indonesia yang mampu bersaing dengan arena balap terbaik dunia. (*)