KETIK, POSO – Gempa bumi berkekuatan M5,8 yang mengguncang Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu, 17 Agustus 2025, menelan korban jiwa. Jumlah korban meninggal bertambah satu orang, sehingga total menjadi dua jiwa.
Melansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban terakhir yang meninggal dunia diketahui sempat dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif di RSUD Poso.
Saat gempa terjadi, para jemaat sedang mengikuti ibadah pagi. Sejumlah jemaat tertimpa material bangunan gereja, termasuk kayu dan batako, yang masih dalam tahap konstruksi.
Selain korban meninggal, data terkini mencatat 9 orang mengalami luka berat dan 32 orang mengalami luka ringan akibat gempa ini.
Pemerintah Kabupaten Poso telah menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi selama 14 hari, mulai dari 18 hingga 31 Agustus 2025. Penetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Poso Nomor 100.3.3.2/0580/2025 sebagai respons cepat pemerintah daerah dalam penanganan darurat.
Bupati Poso, Verna G.M. Inkiriwang, menyatakan pemerintah daerah akan mempertimbangkan masukan dari BNPB terkait penguatan struktur bangunan. Salah satu caranya adalah dengan melapisi dinding menggunakan kawat anyam. Verna menekankan bahwa kerusakan bangunan, bahkan hingga jatuhnya korban jiwa, sering kali disebabkan oleh rumah yang tidak memenuhi standar bangunan tahan gempa. Ini menunjukkan bahwa membangun rumah tidak hanya soal tempat tinggal, tetapi juga tentang keselamatan.
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto usai meninjau lokasi terdampak, langsung memimpin rapat koordinasi penanganan darurat di Kantor Bupati Poso. Dalam rapat tersebut, BNPB memberikan sejumlah bantuan logistik dan peralatan, di antaranya: 100 paket sembako, 50 paket hygiene kit, 100 selimut, 100 matras, 50 velbed, 200 paket makanan siap saji, 3 unit tenda pengungsi, 25 unit tenda keluarga, serta paket makanan dan kebutuhan pokok untuk kelompok rentan.
BNPB juga terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mempercepat penanganan dan pemulihan kondisi masyarakat. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, waspada terhadap gempa susulan, dan hanya mengikuti informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan BNPB.(*)