KETIK, SIDOARJO – Jumlah jenazah terus bertambah. Pencarian korban tragedi musala ambruk di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, berjalan nonstop hampir 24 jam. Menyaksikan satu demi satu jenazah santri dievakuasi, Bupati Sidoarjo Subandi berharap jumlah korban tidak seperti daftar santri yang hilang. Tak sebanyak itu.
”Mudah-mudahan tidak sebanyak (nama-nama) yang di data kemarin, 59 nama,” ungkap Bupati Subandi di lokasi pencarian pada Sabtu malam menjelang Minggu dini hari (4 Oktober 2025).
Hingga pukul saat ini, pencarian korban terus berlangsung. Deru mesin ekskavator tak mengenal lelah. Bupati Subandi, Kapolresta Sidoarjo Kombespol Christian Tobing, dan Dandim 0816/Sidoarjo Letkol Czi Shobirin Setio Utomo terlihat mengamati dengan serius.
Sesekali ketiganya memberikan arahan kepada pekerja. Operator tiga alat berat ekskavator pun mengikutinya. Satu alat breaker excavator memecah bongkahan beton. Dua backhoe excavator memisahkan reruntuhan, lalu mengangkatnya ke truk. Kerja keras mereka membuathkan hasil.
Hingga Minggu dini hari sekitar pukul 02.00, total ditemukan korban meninggal 26 orang. Mereka terkubur dalam puing-puing bangunan. Tersebar di beberapa titik. Tim Search and Rescue (SAR) bahkan menemukan seorang korban berupa potongan tubuh saja.
Suasana lokasi reruntuhan beton di lokasi Ponpes Al Khoziny pada Minggu dini hari. (Foto: Sigit/Kominfo Sidoarjo)
Terjadi lonjakan cepat seiring rekadaya dan upaya ekstra pekerja mengangkut material. Sepanjang Sabtu pagi hingga malam, baru ditemukan 12 korban. Namun, pada Minggu dini hari, jumlahnya melonjak menjadi 28 korban.
Bupati Subandi mengharapkan dan mendoakan jumlah korban tragedi runtuhnya musala Al Khoziny itu tidak sebanyak nama-nama yang tercantum dalam daftar pencarian Tim SAR. Sampai Ahad dini hari, total 130 korban ditemukan. Perinciannya, korban selamat sebanyak 104 orang dan yang meninggal dunia 26 orang.
Ada 21 orang yang belum teridentifikasi. Mereka dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya. Petugas medis berupaya mengenali korban dengan berbagai metode. Sidik jari untuk yang sudah punya KTP, DNA, pakaian, maupun ciri-ciri khusus jenazah seperti yang disampaikan keluarganya.
Kerja keras tim gabungan itu juga disaksikan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang didampingi Bupati Subandi. Sabtu siang, Khofifah juga menyaksikan langsung bagaimana personel gabungan SAR, TNI, Polri, dan relawan lainnya berupaya memberikan pertolongan.
Bupati Sidoarjo Subandi dan Kasatlantas Polresta Sidoarjo Kompol Jodi Indrawan di lokasi ambruknya gedung musala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. (Foto: Mashud/Kominfo Sidoarjo).
Gubernur Khofifah maupun Bupati Subandi menunjukkan duka yang mendalam atas musibah ini. Duka begitu mendalam. Bupati Subandi berharap pencarian semakin membuahkan hasil. Orang tua korban pun mendapatkan kepastian.
”Kepada seluruh keluarga yang tertimpa musibah ini, kami berharap dan berdoa semoga diberi ketabahan, kekuatan, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan berat ini,” ungkap Bupati Subandi.
Kapolda Jatim Irjenpol Drs Nanang Avianto MSi menyatakan proses evakuasi berlangsung dengan hati-hati. Pemindahan puing-puing bangunan dilakukan ekstra cermat agar tidak berdampak pada gedung lainnya. Para ahli juga terlibat. Di antaranya, pakar teknik sipil dari ITS Surabaya.
”Sehingga setiap langkah terukur,” ujar Kapolda Jatim Nanang Avianto pada Jumat (3 Oktober 2025). (*)