KETIK, SUMENEP – Namanya Khofifah Mamluatur Riskiyah. Perempuan kelahiran 24 Juni 2003 asal Kecamatan Bluto ini baru saja mengukir prestasi gemilang sebagai Winner Cebbhing Sumenep 2025.
Di balik senyumnya yang anggun, tersimpan kisah perjuangan panjang yang dibangun dari ilmu, organisasi, dan semangat mengabdi.
Pendidikan & Karier Organisasi
Khofifah memulai langkah pendidikannya dari RA Ar-Razaq, kemudian melanjutkan ke SDN Bluto 1, MTsN 1 Sumenep, hingga MA 1 Annuqayah Putri. Kini, ia tercatat sebagai mahasiswi Universitas Wiraraja. Namun, prestasinya tak hanya di bangku kuliah.
Aktif di berbagai organisasi sejak 2021, Khofifah menjelma menjadi sosok muda yang piawai berbicara di publik, tangguh di lapangan, dan kolaboratif dalam aksi. Ia dipercaya menjadi Koordinator Ikatan Duta GenRe Sumenep dan aktif sebagai pengurus di GenRe serta Kwarcab Pramuka Sumenep.
Kemampuannya sebagai MC dan event organizer sudah melanglang buana di banyak panggung—mulai dari Grand Final Duta GenRe, Wisuda Kampus, hingga seminar lintas daerah. Tak hanya itu, ia juga kerap turun langsung menjadi penyuluh isu penting seperti stunting, gizi, dan anemia remaja.
Di Balik Kemenangan Cebbhing Sumenep
Bagi Khofifah, gelar Cebbhing bukan sekadar selempang. Ia mengaku proses karantina dan pembekalan menjadi momen berharga yang membentuk dirinya menjadi duta budaya sejati.
"Ini bukan cuma soal busana adat dan tampil cantik. Jadi Cebbhing itu amanah. Kita adalah jembatan antara budaya Madura dan dunia luar," ucapnya.
Khofifah menambahkan, yang membuat ajang ini berkesan adalah semangat solidaritas para peserta. "Kami bukan hanya bersaing, tapi saling mendukung. Setiap orang membawa cerita yang membangun satu sama lain," katanya.
Visi: Budaya, Pendidikan, dan Literasi
Pasca kemenangan, Khofifah tak berdiam diri. Ia telah menyiapkan sejumlah agenda untuk berkontribusi secara nyata:
1. Promosi Wisata Budaya Sumenep
Menjadi wajah baru budaya lokal di panggung nasional dan internasional.
2. Edukasi Generasi Muda
Mengajak remaja Madura untuk aktif bermimpi, berdaya, dan berkontribusi lewat GenRe dan organisasi lainnya.
3. Penguatan Literasi Budaya
Rencana menggelar diskusi dan workshop budaya di kalangan pelajar agar tak lupa akar.
Pesan untuk Pemuda Madura
Khofifah punya pesan tegas bagi generasi muda:
"Jangan malu jadi anak Madura. Kita harus bangga dan terlibat langsung dalam menjaga budaya. Organisasi itu penting, karena di sanalah kita belajar jadi pemimpin, bukan cuma pintar di kelas."
Bukan Akhir, Tapi Awal
Perjalanan Khofifah baru saja dimulai. Gelar Cebbhing hanyalah salah satu pijakan menuju mimpi yang lebih besar. Dengan kecerdasan, kerja nyata, dan semangat pantang menyerah, ia siap mengangkat nama Madura ke level yang lebih tinggi.
"Saya bersyukur atas dukungan keluarga, mentor, dan teman-teman. Ini bukan akhir. Ini justru awal dari tanggung jawab baru untuk terus memberi manfaat," tutupnya penuh semangat.(*)