KETIK, SURABAYA – Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) memamerkan 16 Teknologi Tepat Guna (TTG) hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa yang telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Pameran ini berlangsung di Gedung Kesenian Cak Durasim Surabaya dan dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Dalam sambutannya, Armuji menyampaikan apresiasi terhadap inovasi mahasiswa UM Surabaya.
"Saya memberikan apresiasi kepada mahasiswa UM Surabaya yang telah menyelesaikan KKN dengan produk-produk inovasi yang dibutuhkan masyarakat," ucap Armuji.
Ia menekankan pentingnya pengabdian masyarakat yang bersifat organik, yakni tumbuh dari kebutuhan nyata dan keterlibatan langsung warga.
"Bukan sekadar program formalitas. Seperti halnya Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan mahasiswa, pengabdian harus lahir dari interaksi, empati, dan kolaborasi,” ujarnya.
Armuji berharap, pendekatan ini dapat menciptakan perubahan berkelanjutan dan mendorong pemerintah serta seluruh elemen kota untuk terus membangun pengabdian yang mendengarkan dan memberdayakan masyarakat.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Digitalisasi UM Surabaya, Radius Setiyawan, menjelaskan bahwa sebanyak 25 produk TTG mahasiswa telah diajukan untuk mendapatkan HKI.
“Saat ini ada 16 produk TTG yang sudah mendapatkan HKI dan lainnya masih dalam proses,” jelasnya.
Ia menambahkan, UM Surabaya akan terus memberikan pendampingan agar inovasi yang telah dibuat dapat diterapkan secara berkelanjutan di masyarakat luas. Program KKN ini, menurut Radius, adalah wujud komitmen universitas untuk menciptakan mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata.
“UM Surabaya akan terus memberikan pendampingan agar aplikasi yang sudah dibuat ini bisa berkelanjutan untuk bisa diterapkan di Surabaya dan masyarakat luas lainnya,” ujarnya.
KKN UM Surabaya menerjunkan mahasiswa ke 11 lokasi strategis, baik di dalam negeri maupun luar negeri, yakni Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Siak (Riau), Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Nganjuk, Surabaya, Lamongan, dan Tuban.
Beberapa inovasi yang dipamerkan diantaranya alat pengukur stress, aplikasi digital pencatatan aset, mesin penggoreng kacang berbahan drum, Alat destilasi serai menjadi minyak roll-on, Pengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi, Mesin pencacah pakan ternak, kompor dari limbah jelantah.
Selain itu, ada semprot hama otomatis dan pemantik tikus otomatis, lampu desa bertenaga surya, aplikasi kesehatan berbasis web, Iron shovel pengolah sampah, alat pengering kerupuk samiler, mesin penggiling limbah kotoran kambing menjadi pupuk dan mesin komposer ramah lingkungan, alat fermentasi tempe dan masih banyak lagi produk inovasi lainnya. (*)