Ibu 5 Anak di Sidoarjo Hidup di Kolong Jembatan Layang, Suami Minggat Tinggalkan Banyak Utang

Bupati Subandi Bantu Siapkan Tempat Tinggal dan Sekolah Anak-Anak

23 Oktober 2025 19:37 23 Okt 2025 19:37

Thumbnail Ibu 5 Anak di Sidoarjo Hidup di Kolong Jembatan Layang, Suami Minggat Tinggalkan Banyak Utang
Susilowati dan Mujiana duduk berbincang dengan Kepala Dinas Cipta Karya Sidoarjo Bachruni Aryawan sembari menunggu kedatangan Bupati Sidoarjo Subandi. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)

KETIK, SIDOARJO – Mujiana sudah kehabisan daya, mengunyah getirnya kehidupan. Setiap pintu terdengar diketuk orang, cepat-cepat dia sembunyi. Wanita 37 tahun itu kini terus dikejar-kejar penagih utang. Suaminya yang suka mabuk minggat. Membawa lari uang sang istri. Bupati Subandi memastikan Pemkab Sidoarjo menolong Mujiana dan anak-anaknya.

”Itu baru dapat dari utang. Rencana buat modal kerja potong rambut. Baru cair kok dibawa pergi,” ungkapnya.

Bersama lima anaknya, Mujiana tinggal di kolong jembatan layang Trosobo. Semuanya perempuan. Yang sulung bersekolah di SMA. Empat lainnya masih kecil-kecil, bahkan balita. Si bungsu baru berusia 2,5 tahun. Mereka masih imut-imut. Lucu-lucu.

Foto Putri-putri lucu Mujiana yang masih balita bersama sang nenek, Susilowati. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)Putri-putri lucu Mujiana yang masih balita bersama sang nenek, Susilowati. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)

Ketika Bupati Sidoarjo Subandi hendak mengunjunginya pada Kamis (23 Oktober 2025), Mujiana duduk ditemani ibunya, Susilowati, 55. Tubuhnya lemas. Tatapan matanya kosong. Suara pun hampir tak terdengar saat menjawab pertanyaan Kepala Dinas PU Cipta Karya Sidoarjo M. Bachruni Aryawan.

 ”Pinten Buk utange Sampeyan,” tanya Bachruni.

Beberapa perangkat desa, bidan, maupun pegawai kecamatan pun menanyakan hal yang sama. Mujiana mengaku terjerat cicilan utang kepada banyak orang. Semuanya bank titil. Rentenir. Ada yang Rp 65 ribu dan Rp 30 ribu per hari. Ada yang bayar seminggu tiga kali. Setiap pekan, setidaknya dia mengangsur Rp 900 ribuan kepada para rentenir.

Pokoknya, setiap Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu ada yang menagih. Tiada hari tanpa nyicil utang. Mujiana yang kini bekerja sebagai buruh borongan di pabrik benar-benar terjepit. Megap-megap.

”Sembunyi terus kalau ada di rumah,” ungkap perempuan warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman, tersebut.

Yang lebih celaka lagi, dia dan suami sepakat meminjam lagi ke bank. Awalnya, suaminya –sebut saja Tego-- berdalih ingin memodali usaha potong rambut di rumahnya. Mereka pun setuju utang lagi Rp 2,5 juta.

Nah, pada 9 September 2025 lalu, pinjaman itu pun cair. Uang diterima. Mujiana pun berharap suaminya yang temperamental itu betul-betul mau bekerja serius. Menafkahi anak dan istrinya. Juga mengembalikan utang-utang yang sudah mengepung keluarganya dari segala arah.

Namun, tanpa diduga, Tego diam-diam kabur. Entah ke mana. Sudah lebih dari satu bulan, tidak ada kabar sama sekali. Istri dan anak-anaknya yang masih kecil tercampakkan. Tinggallah sekarang Mujiana dengan lima putrinya di kolong Jembatan Layang Trosobo.

Bangunan liar (bangli) yang kumuh di atas lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Tempat tinggal mereka jauh dari kata layak. Lantai dari tanah. Atap seng lawas. Dinding pun kayu-kayu bekas. Sudah empat tahun keluarga malang itu tinggal di sana.

Tak sampai hati orang-orang melihat mereka bergumul dengan kemiskinan. Anak-anak tidur di kasur dan karpet bekas. Kadang tak pakai baju. Makan minum seadanya. Mereka memang tetap tersenyum, tertawa kecil, di atas masa depan yang tidak jelas. Tubuh anak-anak itu terlihat kurus.

Foto Bupati Subandi menyalami Mujiana, memberikan semangat dan harapan untuk dapat tinggal di tempat yang lebih layak. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)Bupati Subandi menyalami Mujiana, memberikan semangat dan harapan untuk dapat tinggal di tempat yang lebih layak. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)

Bupati Subandi mendatangi keluarga Mujiana pada Kamis siang (23 Oktober 2025). Dua tas sembako dibawanya. Begitu tiba, Bupati Subandi langsung masuk ke rumah yang berdiri tak jauh dari tiang beton Jembatan Layang Trosobo itu. Tanah masih becek. Beberapa warga mengatakan sering ada ular masuk ke rumah Mujiana dan tetangga sekitarnya.  

Bupati Subandi menyalami dan menepuk-nepuk pundak Mujiana. Nasib anak-anak Mujiana menjadi perhatian utamanya. Masa depan mereka. Sekolah mereka akan diurus. Dibantu secepatnya untuk segera terpenuhi hak-hak pendidikannya. Ada yang berumur 11 tahun dan 9 tahun.  

”Kita siapkan sekolah mereka,” ungkap Bupati Subandi yang didampingi Bachruni Aryawan kepada Mujiana.

Bupati Subandi juga meminta kesediaan Mujiana untuk pindah ke Rusunawa Ngelom, Sepanjang, Kecamatan Taman. Dicarikan tempat tinggal yang lebih layak. Aman dan nyaman. Dan, yang pasti, lebih memungkinkan anak-anaknya mengakses pendidikan. Apa yang bisa dibantu akan dibantu.

”Program Pak Presiden Prabowo ini ada sekolah rakyat. Kita perintahkan dinas pendidikan memastikan anak-anak Bu Mujiana ini bisa sekolah,” ungkap Bupati Subandi.

Foto Bupati Subandi memberikan bantuan sembako dari Baznas Sidoarjo dan Dinas Sosial Sidoarjo kepada Mujiana. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)Bupati Subandi memberikan bantuan sembako dari Baznas Sidoarjo dan Dinas Sosial Sidoarjo kepada Mujiana. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)

Camat Taman Arie Prabowo dan perangkat desa setempat diminta cepat membantu pengurusan dokumen kependudukan. Kartu keluarga saja mereka belum punya. Padahal, itu penting untuk menjangkau berbagai bantuan dari pemerintah.

Bagaimana soal tanggungan utang Mujiana? Bupati Subandi mengatakan akan mengecek seperti apa pinjaman keluarga itu. Jumlahnya belum pasti. Dikoordinasikan dengan berbagai pihak. Dicarikan solusi.

Yang penting adalah kebutuhan tempat tinggal layak segera terpenuhi. Semua warga di sana juga diimbau untuk mau pindah ke rusunawa agar bisa tinggal lebih layak. Sebab, mereka menempati tanah yang bukan miliknya. Setiap saat bisa saja digusur oleh pemilik lahan.

Yang tidak kalah penting ialah anak-anak Mujiana yang miskin segera bisa sekolah. Sesuai program Presiden Prabowo, yaitu sekolah rakyat, mereka harus mendapatkan pendidikan yang layak. Mujiana pun menurut. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

sidoarjo Bupati Sidoarjo Bupati Subandi Jembatan Layang Trosobo Warga Miskin Sidoarjo