HKTI Kota Malang dan DRPM UB Kolaborasi Dukung MBG, Wujudkan Kampus Berdampak

7 Agustus 2025 13:49 7 Agt 2025 13:49

Thumbnail HKTI Kota Malang dan DRPM UB Kolaborasi Dukung MBG, Wujudkan Kampus Berdampak
Pertemuan HKTI Kota Malang dengan DRPM UB untuk membahas kolaborasi lokakarya dan mendukung program MBG. (Foto: Lutfia/Ketik)

KETIK, MALANG – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Malang menggandeng Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Universitas Brawijaya (UB) menjalin kolaborasi untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kolaborasi tersebut sekaligus dalam rangka merealisasikan kampus berdampak. 

Atiek Iriany, Ketua Pusat Pelayanan Pengabdian kepada Masyarakat (P4M) DRPM UB menginginkan penguatan sinergi antara perguruan tinggi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menjawab persoalan masyarakat. Mengingat DRPM UB tak hanya fokus pada penelitian namun juga pengabdian kepada masyarakat. 

"Dalam rangka itu, kebetulan HKTI punya kegiatan yang fokusnya untuk membahas permasalahan utama yang menjadi prioritas nasional. Mulai dari MBG, rantai pasok, penyediaan pangan, dan lainnya," ujar Atiek, Kamis 7 Agustus 2025.

Kolaborasi akan diimplementasikan melalui lokakarya nasional yang menghadirkan Ketua Umum HKTI Pusat sekaligus Wamentan RI yakni Sudaryono. Beragam kolaborasi akan direalisasikan untuk mendukung program pemerintah melalui kepakaran yang dimiliki oleh UB. 

"Kita dampingi stakeholder untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di lapangan. Misalnya MBG kan banyak permasalahan, mulai dari kualitas makanan, rantai pasokan dan sebagainya. Perguruan tinggi ada banyak kepakaran, bisa bersama-sama menghilirisasi," lanjutnya. 

Sementara itu, Kiki Fibrianto selaku Sekretaris P4M menjelaskan banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Kota Malang dengan minimnya lahan pertanian. Diperlukan ide-ide tepat sasaran untuk dapat mewujudkan program MBG. 

"HKTI Kota Malang mencoba bertransformasi menjadi agen perubahan yang mendukung MBG. Tidak bisa peningkatan kapasitas pangan di Kota Malang melalui pertanian konvensional. Maka muncul ide pengembangan urban framing. Apakah melalui green house, pertanian organik, hidroponik, dan lainnya," ujar Dewan Pakar HKTI Kota Malang itu. 

Melalui lokakarya tersebut, output yang diharapkan ialah terciptanya manajemen pengelolaan MBG yang lebih baik. Multiplier effect harus benar-benar berjalan agar kebermanfaatannya semakin dirasakan masyarakat. 

"Harapannya masyarakat lebih tahu dan manajemen MBG yang baik bisa berdampak secara ekonomi bagi masyarakat. Sekarang kan multiplier effect, bagaimana nanti proses penyediaan bahan baku, proses memasak, dan sebagainya bisa berdampak ke masyarakat," tegasnya. 

Lokakarya tersebur menjadi program perdana HKTI Kota Malang yang digelar di tingkat nasional, sekaligus menjadi momentum deklarasi kolaborasi antara HKTI dan UB.

"Ini momen HKTI Kota Malang untuk menggerakkan masyarakat agar memiliki pemahaman terkait pengelolaan MBG yang baik. Harapannya nanti bisa bermitra dengan HKTI Pusat untuk memperluas cangkupan kerja," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

hkti kota malang Kampus Berdampak Lokakarya MBG Kota Malang DRPM UB