Gawat! Volume Sampah Kota Batu Diprediksi Tembus 140 Ton/Hari Saat Nataru, TPA Tlekung Siaga Penuh

16 Desember 2025 10:02 16 Des 2025 10:02

Thumbnail Gawat! Volume Sampah Kota Batu Diprediksi Tembus 140 Ton/Hari Saat Nataru, TPA Tlekung Siaga Penuh
‎Pengolahan sampah di TPA Tlekung Kota Batu (Foto: Sholeh/Ketik.com)

KETIK, BATU – Masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tidak hanya menjadi fokus perhatian Dinas Perhubungan terkait kemacetan, namun juga menjadi tantangan besar bagi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu. 

Peningkatan signifikan jumlah wisatawan diproyeksikan akan membuat volume sampah harian Kota Wisata ini melonjak tajam, diperkirakan mencapai 140 ton per hari. Angka ini jauh di atas produksi sampah pada hari normal yang berkisar 120 ton per hari.

Kepala DLH Kota Batu, Dian Fachroni, mengungkapkan bahwa lonjakan ini terutama terjadi di 21 ruas jalan protokol dan titik-titik padat wisata seperti Alun-alun, di mana volume sampah harian yang semula 30 ton bisa membengkak menjadi 50 ton saat liburan panjang. 

”Hal ini terutama terjadi di titik-titik padat wisata seperti Alun-alun Kota Batu dan sekitarnya,” ujarnya.

Prediksi kenaikan hingga 140 ton ini didasarkan pada pola peningkatan volume sampah di akhir pekan yang biasanya melejit 50% hingga 70%. Peningkatan ini juga disumbang oleh lonjakan volume sampah di desa dan kelurahan yang ramai dikunjungi wisatawan.

Untuk mengantisipasi serbuan limbah di masa Nataru ini, DLH telah menyusun strategi berlapis. Salah satu fokus utamanya adalah memastikan seluruh unit incinerator atau mesin penghancur sampah yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung berada dalam kondisi siap kerja.

Saat ini, TPA Tlekung mengoperasikan tiga unit mesin incinerator dengan total kapasitas 23 ton per hari. Kapasitas pengolahan ini akan diperkuat dengan optimalisasi incinerator milik TPS3R Dadaprejo dan TPS3R Sisir yang mampu mengolah hingga 15 ton per hari.

Langkah ini diharapkan mampu menahan laju penumpukan sampah yang diperkirakan meningkat tajam saat masa libur Nataru.

Selain penanganan sampah anorganik, DLH juga menyiapkan jalur tambahan untuk mengolah sampah organik. Komposisi sampah Nataru diperkirakan didominasi sampah organik sebesar 60% dan sisanya 40% anorganik serta residu. 

Sementara big composter yang selama ini beroperasi baru memiliki kapasitas 5 ton per hari, padahal kebutuhan pengolahan kompos di Kota Batu mencapai 15 ton per hari. 

Oleh karena itu, DLH tengah melakukan finalisasi pembangunan big composter tahap dua dalam upaya menutup kekurangan kapasitas ini. Keberadaan big composter tambahan ini diharapkan mampu mengurangi beban kerja mesin incinerator dan mempercepat pengolahan sampah menjadi kompos.

Sebagai garda terdepan, DLH juga memperkuat penanganan sampah berbasis desa dan kelurahan. Sebanyak 16 rumah kompos ditargetkan tuntas pembangunannya pada bulan ini.

Fasilitas ini nantinya menjadi sentra pengolahan sampah organik langsung dari sumbernya, sehingga tidak semua limbah harus dikirim ke TPA Tlekung.

Namun demikian, ujung tombak dalam pengelolaan sampah tetap berada di tangan Pasukan Kuning, atau petugas kebersihan. Karenanya, para petugas kebersihan saat ini tengah mendapat pelatihan pengoperasian incinerator dan big composter. Tujuannya agar sampah yang masuk dapat langsung diproses pada hari itu juga.

Dengan kombinasi kesiapan sarana, prasarana, serta petugas di lapangan, Dian Fachroni optimistis pengelolaan sampah Kota Batu selama Nataru bisa tetap terkendali, meskipun lonjakan wisatawan selalu menghadirkan tantangan tersendiri bagi kota wisata tersebut.

Tombol Google News

Tags:

sampah kota batu sampah nataru Dlh Kota Batu TPA Tlekung Kota Batu Pengolahan sampah